12/10/2010

Dari Gosip sampai "Bukan Rahasia"


Masih berpikir Amerika Serikat adalah negara bebas yang menjunjung tinggi kemerdekaan pers, kebebasan mendapatkan informasi, dan bisa memisahkan urusan negara dengan ranah pribadi? Jika masih, berpikirlah ulang....
Badan-badan pemerintah federal AS telah mengeluarkan peringatan, setiap pegawai negeri di negara itu yang membaca bocoran dokumen kawat diplomatik rahasia di WikiLeaks bisa dipecat dari pekerjaannya.
Salah satu badan pemerintah itu adalah Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih. Kantor tersebut mengirim memo berisi larangan kepada setiap pegawainya yang tak punya otorisasi dan seluruh rekanan untuk membaca dokumen rahasia di situs WikiLeaks maupun situs apa pun, baik di komputer milik pemerintah maupun komputer pribadi mereka.
Belakangan beredar surat elektronik yang berisi peringatan, pelajar dan mahasiswa yang ketahuan membaca dokumen rahasia di WikiLeaks, sekadar memasang link menuju dokumen itu atau mengomentari isinya di situs jejaring sosial bisa terancam tak akan diterima bekerja sebagai pegawai negeri di AS.
Pemerintah AS berpendapat, dokumen-dokumen tersebut masih berstatus rahasia meski sudah beredar luas di internet maupun dimuat di media massa. ”Jadi, membaca, menyebarkan, atau sekadar mengomentari dokumen-dokumen itu bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap Executive Order 13526 tentang Informasi Keamanan Nasional Rahasia,” tutur Maura Kelly, asisten dekan bidang pengembangan karier di Boston University.
Padahal, isi dokumen yang dikategorikan rahasia, yang bocor di WikiLeaks, itu banyak yang sekadar berisi gosip macam di arisan ibu-ibu, seperti mengomentari kepribadian dan kebiasaan orang sampai jenis hidangan yang disajikan dalam pesta pernikahan.
Salah satu kabel, misalnya, mengomentari pemimpin Libya Moammar Khadafy yang selalu didampingi perawat ”bahenol” dari Ukraina. Presiden Turkmenistan disebut ”tidak terlalu cerdas” dan ”pembohong terlatih”, yang konon pernah mengharuskan setiap orang yang masuk ke ruangannya memakai celana yang tersetrika licin.
Dalam kawat lain yang dikutip majalah The Economist, seorang diplomat menggambarkan pesta pernikahan yang dihadiri Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov di kawasan Kaukasus Utara, Rusia. Hidangan dalam pesta itu digambarkan sebagai ”potongan-potongan sapi dan kambing” yang direbus jadi satu di sebuah kuali besar.
Laporan kuliner lain datang saat Duta Besar AS untuk Eritrea Ronald McMullen diundang piknik makan siang oleh seorang pejabat senior negara di Afrika itu. ”Bapak Duta Besar dan ibu disuguhi jeroan kambing bakar yang diberi madu dan saus pedas (tetapi disajikan tanpa sendok garpu) dan dilumuri minuman tradisional yang semi difermentasi dan rasanya asam, namanya ’sewa’,” demikian bunyi kawat diplomatik itu.
Banyak juga yang berisi informasi yang sudah diketahui publik atau bahkan dicomot dari koran atau majalah umum. Salah satu dokumen berlabel rahasia (baru boleh dipublikasikan tahun 2019) hanya berisi informasi bahwa Kanada adalah teman setia AS dan bahwa politisi Partai Konservatif di Inggris tidak rukun dengan politisi dari Partai Liberal Demokrat. Sesuatu yang sudah lazim diketahui semua orang.
Ada pula satu kawat dari Kedubes AS di Ankara, Turki, yang seluruh paragrafnya diberi tanda ”bukan rahasia”, tetapi dokumennya sendiri secara utuh dilabeli ”rahasia”. Aneh bukan?

Pangeran Saudi Doyan Narkoba dan Pesta



Para diplomat AS, dalam kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks, menggambarkan dunia seks, narkoba dan rock'n'roll di balik kasalehan formal kerajaan Arab Saudi.
Para pejabat Konsulat AS di Jeddah menggambarkan sebuah pesta Halloween bawah tanah, yang digelar tahun lalu oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang menabrak semua tabu di negara Islam itu. Minuman keras dan para pelacur hadir dalam jumlah berlimpah, demikian menurut bocoran itu, di balik pintu gerbang vila yang dijaga ketat.
Pesta tersebut digelar oleh seorang pangeran kaya dari keluarga besar Al-Thunayan. Para diplomat itu mengatakan identitasnya harus dirahasiakan.
"Alkohol, meskipun sangat dilarang oleh hukum dan pabean Saudi, sangat berlimpah di bar pesta itu dengan koleksi yang lengkap. Bartender Filipina yang disewa menyajikan koktail sadiqi, sebuah minuman keras buatan lokal," kata kawat itu sebagaimana dilasir The Guardian. "Juga diketahui dari mulut ke mulut bahwa sejumlah tamu (pada pesta itu) pada kenyataan adalah 'gadis panggilan', sesuatu yang tidak biasa untuk pesta semacam itu.
Kiriman informasi dari para diplomat AS itu, ditandatangani oleh konsul AS di Jeddah, Martin Quinn, yang menambahkan, "Meski tidak menyaksikan langsung peristiwa tersebut, kokain dan hashishsh (ganja) digunakan secara umum dalam lingkungan sosial semacam itu."
Pesta bawah tanah sedang "berkembang dan berdenyut" di Arab Saudi berkat perlindungan dari kerajaan Saudi, kata kawat itu. Namun pesta semacam itu hanya tersedia di balik pintu tertutup dan untuk orang yang sangat kaya. Terdapat sedikitnya 10.000 pangeran di kerajaan itu. Beberapa masih merupakan keturunan langsung Raja Abdul Aziz, sementara yang lain berasal dari cabang keluarga yang tidak langsung.
Para diplomat yang hadir dalam pesta itu melaporkan, lebih dari 150 pria dan perempuan Saudi, sebagian besar berusia 20-an dan 30-an tahun, hadir dalam pesta tersebut. Perlindungan dari kerajaan berarti kecemasan akan diserga polisi agama menjadi tidak mungkin. Orang-orang yang masuk dikontrol melalui daftar tamu yang ketat. "Adegannya mirip sebuah klub malam di manapun di luar kerajaan itu: banyak alkohol, pasangan muda yang menari-nari, seorang DJ di turntable dan semua orang berdandan."
Bocoran itu mengatakan, rak di bar tempat pesta itu menampilkan jenis-jenis minuman keras terkenal.
Para diplomat itu juga mencoba menjelaskan mengapa sang tuan rumah  begitu lengket dengan pengawal Nigeria, beberapa di antaranya berjaga-jaga di pintu. "Sebagian besar pasukan keamanan sang pangeran adalah laki-laki muda Nigeria. Merupakan praktek yang umum di kalangan para pangeran Saudi untuk tumbuh bersama para pengawal yang disewa dari Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya yang berusia muda, (seusia dengan para pangeran itu) dan akan tetap bersama dengan pangeran tersebut hingga dewasa. Waktu bersama yang lama menciptakan ikatan kesetiaan yang intens"
Seorang pemuda Saudi mengatakan kepada diplomat itu bahwa pesta  besar merupakan tren baru. Hingga beberapa tahun lalu, katanya, kegiatan akhir pekan hanya berupa "kencan" dalam kelompok-kelompok kecil yang bertemu di dalam rumah orang kaya. Menurut bocaran itu, beberapa rumah mewah di Jeddah memiliki basement bar, diskotik dan klub.