ReXpoZ forum is a link where we all and especially me can share the various knowledge, which is expected to occur interactive discussions and useful, so can achieving the truth
Presiden AS Barack Obama dalam pidatonya di Universitas Kairo, Mesir, 4 Juni
2009 mengatakan, dunia berhutang besar kepada Islam. Peradaban Islam telah
mengusung lentera ilmu selama berabad-abad, dan membuka jalan bagi era
Kebangkitan Kembali dan era Pencerahan di Eropa.
Adalah inovasi dalam masyarakat Muslim yang mengembangkan urutan aljabar;
kompas magnet dan alat navigasi; keahlian dalam menggunakan pena dan percetakan;
dan pemahaman mengenai penularan penyakit serta pengobatannya.
”Budaya Islam telah memberikan kita gerbang-gerbang yang megah dan
puncak-puncak menara yang menjunjung tinggi; puisi-puisi yang tak lekang oleh
waktu dan musik yang dihargai; kaligrafi yang anggun dan tempat-tempat untuk
melakukan kontemplasi secara damai,” paparnya.
Pengakuan jujur Obama yang disampaikan dalam lawatannya ke Timur Tengah itu
mengingatkan kembali kepada kita, khususnya masyarakat Barat, bahwa keunggulan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mereka capai tak lepas dari capaian
yang telah ditorehkan umat Islam sebelumnya. Peradaban Islam mencapai zaman
keemasannya saat para ilmuwan dan cendekiawan Muslim banyak menghasilkan
karya-karya monumental, menulis rumus, menemukan teori, dan menciptakan
temuan-temuan baru. Termasuk di antaranya di bidang kimia. Para ilmuwan Muslim telah mengubah
teori-teori ilmu kimia menjadi industri yang penting bagi peradaban dunia. Mereka menghasilkan produk-produk dan
temuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini. Sebut saja misalnya
senyawa seperti asam sulfur, nitrat, nitrat silver, potasium, dan
alkohol. Mereka juga menemukan
teknik-teknik kristalisasi, destilasi, dan sublimasi. Dengan teknik-teknik
tersebut peradaban Islam mampu melahirkan industri-industri penting bagi umat
manusia. Industri farmasi, kesehatan, makanan/minuman, tekstil, perminyakan,
dan bahkan industri militer. Masa keemasan Islam, abad 7-14 M,
telah banyak melahirkan ilmuwan yang karya-karyanya sangat monumental. Mereka
antara lain Jabir Ibnu Hayyan, Al-Biruni, Ibnu Sina, Ar-Razi, dan Al-Majriti.
Jabir Ibnu Hayyan yang hidup pada tahun 721 hingga 815 telah memperkenalkan
eksperimen (percobaan) kimia. 'Bapak Kimia Modern' ini, melalui serangkaian
eksperimen yang telah dilakukannya di laboratorium, mencoba mengelaborasi
zat-zat dan senyawa kimia. Eksperimen-eksperimen yang dilakukannya bersifat
kuantitatif. Jabir Ibnu Hayyan adalah penemu proses-proses kimia seperti
destilasi, kristalisasi, dan sublimasi. Selain itu, 'Geber' --sebutan
Barat untuk Jabir-- juga menciptakan alat-alat atau instrumen pengkristal,
pemotong, pelebur, serta menyempurnakan proses dasar sublimasi, kristalisasi,
penguapan, pencairan, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian. Alembic, yaitu
alat penyulingan yang terdiri dari dua tabung yang terhubung, ditemukan pertama
kali oleh Jabir Ibnu Hayyan pada abad ke-8. Alat Ini merupakan alat penyulingan
pertama di dunia, yang digunakan untuk memurnikan zat-zat kimia. Jabir juga banyak menemukan
zat-zat atau senyawa-senyawa penting dalam ilmu kimia seperti asam nitrat, asam
sitrat, asam asetat, dan asam klorida. Ia juga melakukan destilasi alkohol,
membuat parfum, dan membuat kapur. Karena jasanya, teori oksidasi-reduksi dapat
terungkap. Sementara itu Abu Raihan
Al-Biruni, ilmuwan Muslim yang hidup pada tahun 973 -1048 M, antara lain
menciptakan Tabung Ukur, Botol Labu, dan Pycnometer. Tabung Ukur (Conical
Measure) berfungsi untuk memudahkan penuangan cairan. Peralatan
laboratorium yang terbuat dari kaca berupa cangkir dan berbentuk kerucut dengan
torehan di atasnya itu ditemukan pertama kali oleh Al-Biruni pada abad ke- 11. Al-Biruni juga menciptakan Botol
Labu (Laboratory Flask). Botol ini digunakan menampung cairan yang
akan digunakan atau diuji di laboratorium. Botol yang terbuat dari kaca bening
ini, juga digunakan untuk mengukur isi bahan kimia, mencampur, memanaskan,
mendinginkan, menghancurkan, mengendapkan, dan mendidihkan (dalam penyulingan)
zat-zat kimia. Selain itu, ia juga menemukan Pycnometer, yaitu alat
laboratorium yang digunakan untuk mengukur berat jenis atau volume
cairan. Dalam Kitab Al-Saydalah,
Al-Biruni menjelaskan secara rinci pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu,
ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya dalam kehidupan
manusia. Sedangkan Ibnu Sina (980 M-1037
M), antara lain menciptakan Lingkar Pendingin (Refrigerated Coil) dan
Termometer. Lingkar Pendingin merupakan alat yang berfungsi untuk memadatkan
uap wangi. Dan Termometer merupakan alat untuk mengukur temperatur atau suhu.
Dalam bukunya The Making of Humanity, Robert Briffault menjelaskan, Termometer
ditemukan pertama kali oleh Ibnu Sina pada abad ke-11. Muhammad Ibnu Zakariya Razi atau
yang lebih dikenal dengan nama Ar Razi (lahir 866 M) antara lain membuat Alat
Pengolah Obat-obatan, yaitu alat yang digunakan untuk mengolah obat-obatan, dan
Alat untuk Melelehkan Bahan atau zat-zat kimia. Peralatan ini dijelaskan secara
panjang lebar oleh Ar-Razi dalam Secretum Secretorumnya. Ar-Razilah yang mampu
membangun dan mengembangkan laboratorium kimia modern. Pada saat itu, ia
menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat itu. Tak hanya itu,
ia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. Karena itulah para
ilmuwan dunia menyebut Ar-Razi sebagai ilmuwan pelopor yang menciptakan
laboratorium modern. “Kontribusi Ar-Razi dalam ilmu kimia sungguh luar biasa
besar,” kata Erick John Holmyard (1990) dalam bukunya, Alchemy. Berkat Ar-Razi
pula industri farmakologi muncul di dunia. Ar-Razi mampu membuat klasifikasi
zat alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga,
yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah
merupakan hasil kreasinya. Sosok kimiawan Muslim lainnya
yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim di era
keemasan Andalusia (Spanyol) ini berhasil menulis buku kimia bertajuk Rutbat
Al-Hakim. Dalam bukunya ia menjelaskan rumus dan tata cara pemurnian logam
mulia. Al-Majriti juga tercatat sebagai
ilmuwan pertama yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa -yang delapan
abad berikutnya dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Tidak cuma menemukan zat-zat dan senyawa-senyawa seperti asam nitrat, asam
klorida, dan alkohol, para kimiawan Muslim seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi,
Al-Biruni, dan Ibnu Sina, juga memperkenalkan dasar-dasar sublimasi, penguapan,
pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan
pemurnian.
Kontribusi dan capaian ilmuwan Muslim di era keemasan Kekhalifahan Islam ini
memberikan pengaruh besar bagi pengembangan ilmu kimia di era modern sekarang
ini. Sejarah dunia mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaannya telah
melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Tidak mengherankan jika Will Durant, ilmuwan Jerman abad ke-18, dalam buku Story
of Civilization IV, The Age of Faith, menyebutkan kemajuan ilmu kimia
modern saat ini hampir-hampir sepenuhnya diciptakan dan dikembangkan oleh
peradaban Islam. “Dalam bidang
kimia, peradaban Yunani hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar. Sedangkan
peradaban Islam telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang
terkontrol, dan catatan atau dokumen yang begitu teliti,” papar Durant. Begitulah, para kimiawan Muslim
di era Kekhalifahan Islam telah melakukan revolusi luar biasa dalam ilmu kimia.
* Penulis adalah Alumni ESQ Eksekutif Angkatan 35
Kalau kita pelajari sejarah peradaban Islam, ternyata tak hanya dalam ilmu
kimia capaian para pakar Muslim di era keemasan itu. Ilmuwan Muslim di zaman
kekhalifahan juga tercatat banyak menorehkan sejarah penemuan di bidang biologi.
Temuan-temuan itu antara lain dipersembahkan oleh Al-Jahiz, Al-Qazwini,
Al-Damiri, Abu Zakariya Yahya, Abdullah Ibn Ahmad Ibn Al-Baytar, Al-Mashudi,
dan lain-lain.
Al-Jahiz dilahirkan di Basra
(Irak) pada tahun 781 Masehi. Ia adalah pencetus pertama teori evolusi. Sayang
namanya tidak disebutkan dalam buku-buku pelajaran biologi di sekolah maupun di
perguruan tinggi. Pelajar dan mahasiswa lebih mengenal nama Charles Darwin,
ilmuwan yang hidup seribu tahun sepeninggal Al-Jahiz. Darwin yang hidup pada masa 1809-1882 itu
dikenal melalui bukunya bertajuk On the Origin of Species (1859).
Jika Darwin pernah menulis soal migrasi burung-burung di Kepulauan
Galapagos, maka jauh sebelum itu Al-Jahiz juga pernah melakukannya. Al-Jahiz
adalah ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui
migrasi. Dia berpendapat, lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik
makhluk hidup. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia, misalnya, terjadi
sebagai akibat dari lingkungan tempat mereka tinggal.
Al-Jahiz (781 M - 869 M) merupakan ahli biologi pertama yang mengungkapkan
teori struggle for existence (berjuang untuk tetap hidup). Makhluk
hidup, kata Al-Jahiz, agar bisa bertahan hidup harus berjuang. Berjuang untuk mengatasi pengaruh dampak
lingkungan, persaingan memperoleh makanan, dan rasa aman. Ilmuwan asal Irak itu menulis Kitab
Al-Hayawan (buku tentang kehidupan binatang). Dalam kitab itu dia menulis
tentang teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Untuk dapat bertahan
hidup, makhluk hidup harus berjuang sebagaimana ia dahulu berjuang untuk bisa
tetap hidup di tengah-tengah keluarga yang miskin. Al-Jahiz memang dilahirkan dan
dibesarkan di tengah-tengah keluarga miskin. Ia harus membantu perekonomian
keluarga yang morat-marit dengan berjualan ikan di pasar. Kendati sibuk
membantu keluarga, namun Al-Jahiz tidak putus sekolah. Bahkan ia termasuk
pelajar berprestasi dan rajin berdiskusi tentang sains. Di sekolah, Al-Jahiz
mempelajari puisi, filsafat, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam, Al Quran, Hadits,
dan lain-lain. Pemilik nama lengkap Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani
al-Fuqaimi al-Basri, ini bersekolah hingga usia 25 tahun. Al-Jahiz juga dikenal sebagai
seorang penulis. Ia banyak menulis artikel dan buku. Karirnya sebagai penulis
ia awali dengan menulis artikel saat masih tinggal di Basra. Kegemarannya
menulis ini terus berlanjut di Bagdad --pada tahun 816 M Al-Jahiz pindah ke
Bagdad dan meninggal di kota itu pada tahun 869 dalam usia 93 tahun. Selama
hidupnya ia telah menulis 200 buku. Bukunya antara lain: Kitab al-Bukhala,
Kitab al-Bayan wa al-Tabyin, Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman, dan
Risalat Mufakharat al-Sudan 'ala al-Bidan. Karya-karya Al-Jahiz banyak
menginspirasi para ilmuwan lain seperti Al-Qazwini (ilmuwan Persia) dan Al-Damiri
(Mesir). Bahkan karyanya juga diakui kalangan Barat. Pakar biologi Barat yang
sezaman dengan Charles Darwin, Jhon William Draper, misalnya mengatakan, ”Teori
evolusi yang dikembangkan umat Islam melebihi apa yang kami lakukan. Mereka
meneliti berbagai hal tentang anorganik dan mineral.” Tak heran jika Al-Jahiz
pun dikenal sebagai pakar biologi terbesar yang pernah lahir di dunia Islam. Selain Al-Jahiz, peradaban Islam
juga pernah melahirkan pakar biologi lain yang mengkaji tentang evolusi. Mereka
antara lain Al-Mashudi dan Ibnu Maskawaih. Al-Mashudi dikenal telah meletakkan
dasar-dasar teori evolusi dalam karyanya yang dikenal sebagai “Padang rumput
emas”. Karya Al-Mashudi lainnya ada dalam Kitab Al-Tanbih wal Ishraq. Dalam
kitab ini ia menjelaskan teori evolusi dari mineral ke tumbuhan, dari tumbuhan
ke binatang, dan seterusnya. Sedangkan Ibnu Maskawaih menulis
teori evolusinya dalam kitab The Epistles of Ikhwan Al-Safa. Dalam kitab
ini ia mengungkapkan tentang tingkatan perkembangan sebuah species. Mulai
dari air, mineral, tanaman, hewan, dan seterusnya. Karya Ibnu Maskawaih ini
sangat populer di dunia Barat. Bahkan teori evolusinya telah banyak
mempengaruhi penganut paham Darwin. Pakar biologi Muslim lainnya
adalah Al-Damiri. Ilmuwan yang wafat di Kairo, Mesir, tahun 1405 M itu
banyak diinspirasi oleh Al-Jahiz yang dikenal sebagai ahli zoologi paling
terkemuka di dunia Islam.
Al-Damiri menuliskan karyanya dalam Kitab Hayat al-Hayawan
(Kehidupan Binatang). Ini adalah sebuah eksiklopedi tentang kehidupan binatang
dan menjadi sumber informasi penting tentang binatang. Karya Al-Damiri merupakan karya yang sangat
penting dalam kajian zoologi. Ensiklopedi sejarah binatang itu tercatat 700
tahun lebih awal dari yang ditulis ahli biologi Barat, Buffon. Namun nama
Buffon lebih dikenal ketimbang Al-Damiri. Ini bukti peradaban Barat banyak
menyembunyikan temuan-temuan ilmuwan Muslim. Khazanah peradaban Islam di
bidang biologi masih menyimpan beberapa nama ilmuwan lain. Mereka antara lain
Abu Zakaria Yahya Ibn Muhammad Ibn Al-Awwan, Abdullah Ibn Ahmad Al-Baytar, dan
Abul Abbas Al-Nabati. Abu Zakaria Yahya adalah penulis Kitab
Al-Filahah. Ilmuwan yang menulis di akhir abad ke-12 di Sevilla (Spanyol)
itu adalah penulis ilmu-ilmu pertanian. Bukunya memuat 585 jenis tanaman dan
teknik budidaya lebih dari 50 tanaman buah-buahan. Ia juga menulis
penyakit-penyakit tanaman dan cara mengatasinya, serta jenis-jenis tanah,
kesuburan, dan cara pemupukannya. Masa keemasan Islam di Spanyol
juga melahirkan Abdullah Ibn Ahmad Al-Baytar. Ia adalah ahli botani dan
sekaligus pakar obat-obatan (farmasi) terkemuka di Spanyol saat itu. Ia
menjelajahi wilayah Mediterania, dari Spanyol sampai Syiria, untuk mengumpulkan
tanaman-tanaman yang bisa digunakan untuk pengobatan (herbal). Al-Baytar menjelaskan lebih dari
1.400 obat-obatan herbal dan membandingkannya dengan temuan-temuan lebih dari
150 penulis Muslim sebelumnya. Ilmuwan yang meninggal di Damaskus, Syiria, ini
menjadi herbalis terkemuka di dunia Islam. Karya-karya Al-Baytar antara lain
Al-Mughani-fi al- Adwiyah al-Mufradah (kitab tentang obat-obatan) dan
Al-Jami fi al-Adwiyah al-Mufradah (kitab tentang obat-obatan dari binatang,
buah-buahan dan mineral). Kitab ini juga memuat 200 tanaman yang saat itu belum
dikenal orang. Nama lainnya adalah Abul AbbĂ s Al-Nabati. Sebagaimana Al-Baytar,
Al-Nabati juga seorang pengembara. Ia berkelana sepanjang pantai-pantai Afrika
dari Spanyol sampai ke negeri-negeri Arab di Timur Tengah untuk mengumpulkan
dan meneliti tanaman-tanaman herbal. Al-Nabati
menemukan sejumlah tanaman langka di pantai Laut Merah. Nama Al-Nabati, dan
juga pakar biologi Muslim lainnya tetap dikenang hingga sekarang karena
sumbangsihnya yang sangat luar biasa bagi kehidupan manusia. Bahkan dalam
kehidupan kita sehari-hari, nama Nabati sangat akrab di telinga kita. Anda lebih senang mengonsumsi minyak nabati?
Zaman keemasan (golden ages) peradaban Islam --abad ke-7 sampai
15-- tidak hanya melahirkan ulama-ulama atau generasi yang mumpuni di bidang
keagamaan. Era itu juga banyak melahirkan para ilmuwan di berbagai bidang.
Mereka banyak menemukan teori-teori baru dan membuat berbagai macam peralatan
atau temuan-temuan yang kelak mempunyai arti penting dalam sejarah peradaban
dunia. Termasuk di antaranya temuan-temuan di bidang matematika. Para pakar matematika Muslim telah memberi
kontribusi nyata dan menemukan berbagai macam teori di bidang matematika
seperti yang kita kenal sekarang. Misalnya,
mereka menemukan sistem bilangan desimal, sistem operasi dalam matematika
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, eksponensial, dan
penarikan akar. Tak cuma itu, mereka juga memperkenalkan angka-angka dan
lambang bilangan, termasuk angka “nol” (zero). Mereka antara
lain juga menemukan bilangan phi (?), persamaan kuadrat, algoritma,
fungsi sinus, cosinus, tangen, cotangen, dan lain-lain. Pakar matematika
Muslim itu antara lain: Al-Khawarizmi, Al-Kindi, Al-Karaji, Al-Battani,
Al-Biruni, dan Umar Khayyam.
Salah satu ilmuwan Muslim yang memberikan sumbangan besar dalam pengembangan
matematika adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Pakar matematika yang lebih
dikenal dengan sebutan Al-Khawarizmi ini hidup pada tahun 780 hingga 850
Masehi. Di kalangan masyarakat
Barat, Al-Khawarizmi lebih dikenal dengan nama Algorisme atau Algoritme. Ia
telah banyak menemukan teori-teori dalam matematika. Al-Khawarizmi juga populer dengan
sebutan Bapak Aljabar. Aljabar diambil dari namanya. Teori-teori Aljabar ia
tulis dalam kitabnya yang bertajuk “Hisab Al-Jabr wal Muqabalah” atau
buku tentang penghitungan, restorasi dan pengurangan. Teori 'algoritme' dalam
matematika modern diambil dari namanya, karena dialah yang pertama kali
mengembangkannya. Al-Khawarizmi mengaku menulis
buku tentang aljabar untuk menyediakan kebutuhan praktis bagi orang-orang yang
berurusan dengan harta peninggalan, warisan, pembagian, perkara hukum, dan
perdagangan. Selain Aljabar dan algoritma,
karya Al-Khawarizmi lainnya misalnya persamaan kuadrat dan fungsi sinus. Al-Khawarizmi diperkirakan lahir
sekitar tahun 780 Masehi di Kota Kath, di sebuah lembah Khorzen. Kota Kath kini
telah lenyap karena terkubur pasir. Jejak-jejak Al-Khawarizmi antara
lain ditemukan di Kampus Universitas Cambridge. Pada tahun 1857 di perpustakaan
Universitas Cambridge ditemukan teks atau naskah aritmatika karya seorang
Muslim dalam terjemahan bahasa Latin bertajuk 'Algoritimi de Numero
Indorum'. Naskah ini diawali dengan kalimat, “Telah berkata Algoritimi.
Marilah kita haturkan pujian kepada Tuhan, Pemimpin dan Pelindung kita.” Naskah ini diyakini sebagai
salinan dari naskah aritmatika Al-Khawarizmi yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin pada abad ke-12 oleh dua sarjana Inggris yaitu Gerard dari Cremona
dan Roberts dari Chester. Hasil terjemahan ini digunakan oleh para ahli
matematika di seluruh dunia sampai abad ke-16. Al-Khawarizmi, penemu beberapa
cabang dan konsep dasar dalam matematika ini, juga dikenal sebagai seorang
astronom dan ahli geografi. Sebagai seorang astronom, dia dipanggil ke Bagdad
oleh Khalifah Al-Makmun dan diangkat memimpin para pakar astronomi di istana. Selain Al-Khawarizmi,
matematikawan Islam yang lain adalah Al-Kindi (801-873). Nama lengkapnya adalah
Abu Yusuf Yaqub Ibn Ishaq Al-Kindi. Ia dilahirkan sekitar tahun 801 di Kufa,
Irak, saat ayahnya berkuasa di wilayah itu. Nama panggilan Al-Kindi menunjukkan
keturunan dalam kerajaan Kindah dari keturunan Yemenite. Al-Kindi telah menulis sebelas
kitab tentang bilangan dan analisis numerik. Itu antara lain kontribusinya di
bidang aritmatika. Namun,
Al-Kindi lebih dikenal sebagai seorang filsuf pertama di dunia Islam. Irak juga melahirkan Abu Bakr Ibn Hussein atau yang lebih dikenal dengan
nama Al-Karaji. Penulis kitab bertajuk Al-Kafi fi Al-Hisab (Pokok-pokok
Aritmatika) ini lahir di Kharkh, sebuah daerah sub-urban di Bagdad. Dalam buku
ini Al-Karaji menerangkan tentang seluk-beluk penghitungan. Al-Karaji juga menulis kitab Al-Fakhri.Karyanya
meliputi aritmatika, aljabar, dan geometri. Zaman keemasan Islam juga
melahirkan pakar-pakar di bidang trigonometri. Mereka antara lain adalah Al-Battani (850-929),
Al-Biruni (973-1050), dan Umar Khayyam. Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn
Sinan Abu Abdullah dikenal sebagai bapak trigonometri. Ia lahir di Battan,
Mesopotamia, dan meninggal di Damaskus pada tahun 929. Al-Battani adalah tokoh
bangsa Arab dan gubernur Syria. Dia merupakan astronom Muslim terbesar dan ahli
matematika ternama. Al-Battani melahirkan
trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama yang menyusun tabel
cotangen. Sedangkan Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern.
Dia seorang filsuf, ahli geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika.
Enam ratus tahun sebelum Galgeo, Al-Biruni telah membahas teori-teori
perputaran (rotasi) bumi pada porosnya. Al-Biruni juga memperkenalkan
pengukuran-pengujuran geodesi dan menentukan keliling bumi dengan cara yeng
lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari
berbagai macam tempat di dunia. Selain itu, tokoh matematika lain
yang tak kalah terkenal adalah Umar Khayyam. Kendati ia lebih dikenal sebagai
seorang penyair, namun Umar Khayyam memiliki kontribusi besar dalam bidang
matematika, terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia merupakan
matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan
tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan kubus. Dalam bidang trigonometri,
teori-teori dari fungsi; sinus, cosinus, dan tangen, telah dikembangkan oleh
para ilmuwan Muslim pada abad ke-10. Para ilmuwan Muslim telah bekerja dengan
teliti dalam pengembangantrigonometri bidang datar dan ruang. Mereka
mengembangkan teori trigonometri berdasarkan pada teori Ptolemeus. Namun, karya
mereka lebih diakui karena dua alasan: pertama, teori mereka memakai sinus
sedangkanPtolemeus menggunakan tali atau penghubung dua titik di lingkaran (chord).
Kedua, teori trigonometri para matematikawan Muslim itu menggunakan bentuk
aljabar sebagai pengganti bentuk geometris.
Di bidang eksakta, termasuk di bidang fisika, para ilmuwan Muslim telah
memberikan kontribusi luar biasa untuk kehidupan umat manusia. Karya-karya
mereka, khususnya fisikawan Muslim di zaman keemasan (golden ages) Islam,
banyak memberi inspirasi dan mewarnai karya para ilmuwan Barat. Sebut saja
misalnya Al-Haitham. Karya fisikawan Muslim yang hidup pada tahun 965-1039
Masehi ini memberi inspirasi pada Roger Bacon, Johann Kepler, Leonardo da
Vinci, dan lain-lain.
Berikut beberapa fisikawan Muslim yang berjasa dalam menyemarakkan peradaban
dunia dengan karya-karyanya: Al-Haitham
Fisikawan ternama ini bernama lengkap Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Hasan (atau
al-Husain) Ibn Al-Haitham. Ia lahir tahun 965 di Basrah (Irak). Namun namanya
mulai masyhur di Mesir, saat pemerintahan Islam dipimpin oleh Khalifah Al-Hakim
(996-1020). Fisikawan Muslim terbesar dan salah satu pakar optik terbesar
sepanjang masa, itu wafat di Kairo sekitar tahun 1039.
Sepanjang hidupnya, Al-Haitham telah menulis sekitar 70 kitab. Salah satu
kitabnya, Al-Manazir, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan tajuk
Opticae Thesaurus. Dalam kitabnya Al-Haitham mengatakan, proses melihat adalah
jatuhnya cahaya ke mata. Bukan
karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles. Dalam
kitab itu ia juga menjelaskan berbagai cara untuk membuat teropong dan kamera
sederhana (kamera obscura). Kitab tentang optika ini telah
menginspirasi para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon dan Johann Kepler. Tak
heran jika Al-Hazen, demikian Barat menyebut nama Al-Haitham, mendapat gelar
”Bapak Optika Modern”. Al-Haitham juga dinilai telah
memberikan sumbangan besar bagi kemajuan metode penelitian. Ia telah memulai
suatu tradisi metode ilmiah untuk menguji sebuah hipotesis, 600 tahun
mendahului Rene Descartes yang dianggap Bapak Metode Ilmiah Eropa di zaman
Rennaisance. Metode ilmiah Al-Haitham diawali dari pengamatan empiris,
perumusan masalah, formulasi hipotesis, uji hipotesis dengan melakukan
penelitian, analisis hasil penelitian, interpretasi data dan formulasi
kesimpulan, serta diakhiri dengan publikasi. Selain fisikawan, Al-Haitham juga
dikenal sebagai astronom dan matematikawan. Ia telah menulis komentar
tentang Aristoteles dan Galen. Ibnu Bajjah
Namanya Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh. Tapi ia biasa dipanggil
Ibnu Bajjah yang berarti "anak emas". Ibnu Bajjah lahir di Saragoza,
Spanyol, pada tahun 1082 dan wafat pada 1138 M. Ia mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan di zaman kekuasaan Dinasti Murabbitun. ''Avempace'' --sebutan Barat
untuk Ibnu Bajjah--antara lain mengembangkan ilmu fisika, matematika, astronomi,
musik, ilmu kedokteran, psikologi, sastra, dan filsafat.
Sebagaimana Al-Haitham, karya Ibnu Bajjah dalam bidang fisika banyak
mempengaruhi fisikawan Barat abad pertengahan seperti Galileo Galilei. Ibnu Bajjah menjelaskan tentang hukum
gerakan. Menurutnya, kecepatan sama dengan gaya gerak dikurangi resistensi
materi. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya ini menjadi dasar bagi pengembangan
ilmu mekanika modern. Karena itu tidak mengherankan jika hukum kecepatan yang
dikemukakan Galilei sangat mirip dengan yang dipaparkan Ibnu Bajjah. Karya-karya
Ibnu Bajjah mengenai analisis gerakan juga sangat mempengaruhi pemikiran Thomas
Aquinas. Al-Farisi
Kamal al-Din Abu'l-Hasan Muhammad Al-Farisi lahir di
Tabriz, Persia
(sekarang Iran)
pada tahun 1267 dan wafat pada 1319 M. Al-Farisi terkenal dengan
kontribusinya tentang optik. Dalam bidang optik, ia berhasil merevisi teori
pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Al-Farisi
membedah dan merevisi teori pembiasan cahaya yang telah ditulis oleh
Al-Haitham. Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab Tanqih al-Manazir (Revisi
tentang Optik). Menurut Al-Farisi, tidak semua
teori optik yang dikemukakan Al-Haitham benar. Karena itulah ia berusaha
memperbaiki kelemahan dan menyempurnakan teori Al-Haitham. Tak cuma itu, teori Al-Haitham soal
pelangi juga ia perbaiki. Bahkan Al-Farisi mampu menggabungkan teori Al-Haitham
ini dengan teori pelangi dari Ibnu Sina. Al-Farisi mampu menjelaskan
fenomena alam ini dengan menggunakan matematika. Inilah salah satu karya
fenomenalnya. Taqi al-Din
Selain dikenal sebagai pakar fisika, Taqi al-Din Muhammad ibnu Ma'ruf
al-Shami al-Asadi (1526-1585 M) adalah pakar matematika, pakar botani,
astronom, astrolog, dan ahli teknik. Taqi al-Din juga teolog, filsuf, ahli
hewan, ahli obat-obatan, hakim, guru, dan imam masjid. Sebagai ahli teknik, ia misalnya membuat jam
dinding dan jam tangan. Taqi al-Din menulis sekitar 90
kitab. Salah satunya bertajuk
Al-Turuq al-Samiyya fi al-Alat al-Ruhaniyya. Kitab yang ditulis pada 1551 ini menjelaskan kerja
mesin dan turbin uap air. Karya
ini mendahului penemuan Giovanni Branca (1629) tentang mesin uap air. Kitab-kitab lainnya antara lain
menerangkan tentang optik, matematika, mekanika, astronomi, dan astrologi. Al-Khazini
Abdurrahman al-Khazini hidup pada abad ke-12 M. Ia adalah ilmuwan yang
menemukan berbagai teori penting dalam sains. Temuan ilmuwan kelahiran
Bizantium ini antara lain: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; perbedaan
daya, masa dan berat; jarak gravitasi; serta energi potensial gravitasi.
Sumbangan penting Al-Khazini dalam bidang fisika terangkum dalam kitab Mizan
al-Hikmah yang ditulisnya pada tahun 1121. Dalam buku ini ia menjelaskan
tentang teori keseimbangan hidrostatika.Teori ini telah mendorong penciptaan
peralatan ilmiah. Tak mengherankan jika Robert E. Hall dalam tulisan bertajuk
''Al-Khazini'' yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume
VII (1973) menyebutkan, ”Al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar
sepanjang masa.'' Sedangkan editor Dictionary of Scientific Bibliography,
Charles C. Jilispe, menjuluki Al-Khazini sebagai ''Fisikawan terbesar sepanjang
sejarah.”
Dalam bukunya, Al-Khazini menerangkan prinsip keseimbangan hidrostatika
dengan tingkat ketelitian obyek sampai ukuran mikrogram (10?6 gr). Tingkat
ketelitian seperti ini, menurut K. Ajram dalam The Miracle of Islamic Science,
baru dapat tercapai pada abad ke-20 M. Al-Khazini juga menjelaskan
definisi ''berat''. Menurutnya, berat merupakan gaya yang inheren dalam
benda-benda padat yang menyebabkan mereka bergerak dalam satu garis lurus
terhadap pusat bumi (gravitasi) dan terhadap pusat benda itu sendiri. Besaran
gaya ini tergantung dari kerapatan benda. Ia juga menerangkan pengaruh suhu
(temperatur) terhadap kerapatan benda. Hal ini ia lakukan sebelum Roger Bacon
menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada
dekat pusat bumi. Sebagaimana para ilmuwan Muslim
lainnya yang hidup di era keemasan Islam, Al-Khazini merupakan ilmuwan
multidisiplin. Selain pakar fisika, ia juga ahli di bidang biologi, kimia,
matematika, astronomi, dan filsafat. Al-Khazini, dan para ilmuwan
Muslim lainnya, telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di
Eropa. Al-Khazini juga telah berjasa meletakkan fondasi bagi pengembangan
mekanika klasik di era Renaisans Eropa. Inilah salah satu bukti betapa para
ilmuwan Muslim telah memberi kontribusi yang luar biasa bagi peradaban dunia.
Negeri 1001 malam, Irak, banyak
menyimpan warisan peradaban Islam. Selain itu, kota-kota di Irak seperti Kufah,
Baghdad, Basra, dan Najaf banyak melahirkan ulama dan ilmuwan ternama di dunia
Islam. Kufah, misalnya, telah melahirkan ilmuwan kondang Abu Musa Jabir
bin Hayyan dan Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak al-Kindi. Kufah, 170 km selatan Baghdad,
pernah menjadi pusat pemerintahan Islam. Ali bin Abi Thalib saat menjadi
khalifah memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah al-Munawwarah ke Kufah. Bahkan
Ali meninggal di kota ini akibat tikaman Ibnu Muljam. Ia dimakamkan di Najaf,
10 km dari Kufah. Umat Islam berhasil menguasai
Kufah pada tahun 637 saat Khalifah Umar bin Khattab berkuasa. Kufah berhasil
dikuasai umat Islam setelah pasukan tentara Muslim yang dipimpin Sa'ad bin Abi
Waqqas berhasil mengalahkan pasukan Romawi dan Bizantium dalam Perang Yarmuk
yang terjadi pada tahun 636. Setahun kemudian, Irak berhasil dikuasai pasukan
Muslim. Kota pertama yang dibangun tentara Muslim adalah Kufah. Sa'ad bin Abi Waqqas, atas
persetujuan Khalifah Umar bin Khattab, memindahkan pusat kekuasaan Islam di
Persia ke Kufah pada awal tahun 638. Sa'ad akhirnya bermukim di kota itu. Ia
membangun kota, gedung pemerintahan, dan masjid. Kufah yang semula hanyalah
daerah padang pasir dan tempat penggembalaan ternak disulap menjadi kota modern
dan kota pelajar. Ini karena banyak sahabat Rasulullah yang hijrah dan bermukim
di Kufah. Selain Sa'ad, mereka antara lain Ali bin Abi Thalib, Abdullah
Ibnu Mas'ud, Abu Musa, Ammar Ibnu Yasir, dan Salman al-Farisi. Dalam perkembangannya kemudian,
Kufah menjadi pusat peradaban Islam, pusat politik, dan pusat ilmu. Banyak
ulama besar lahir di kota ini seperti Syuraih bin Amir, Asy-Sya'bi, Sa'id bin
Jubair, an-Nakhai, dan Abu Hanifah bin Nu'man al-Kufi yang lebih dikenal dengan
sebutan Imam Hanafi. Selain itu, Kufah juga melahirkan Abu Musa Jabir
bin Hayyan (Geber) dan Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah
bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais al-Kindi. Jabir bin Hayyan Nama lengkapnya Abu Musa Jabir
bin Hayyan. Orang Barat menyebutnya Geber. Jabir lahir dan wafat di Kufah. Ia
hidup pada tahun 721 hingga 815. Jabir dikenal sebagai pakar kimia. Ia telah
menulis buku-buku penting bagi pengembangan ilmu kimia. Di antaranya Kitab
al-Kimya dan Kitab al-Sab'in. Kitab al-Kimya telah diterjemahkan oleh Robert
dari Chester (Inggris) tahun 1144 dengan judul The Book of the Composition of
Alchemy. Pakar Barat banyak menerjemahkan buku-buku karya Jabir seperti
Book of The Kingdom, Book of the Balances, Book of Eastern Mercury, dan Sum of
Perfection. Buku-buku ini menjadi rujukan bagi pengembangan ilmu kimia modern.
Tak heran jika Jabir dianggap sebagai 'Bapak Kimia Modern'. Jabir telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan
kimia. Melalui serangkaian eksperimen yang telah dilakukannya di laboratorium,
ia mencoba mengelaborasi zat-zat dan senyawa-senyawa kimia.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukannya bersifat
kuantitatif. Ia mengatakan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi
kimia yang terjadi. Karena itu Jabir bisa dianggap sebagai perintis
ditemukannya hukum Perbandingan Tetap dalam ilmu kimia.
Jabir adalah penemu proses-proses kimia seperti destilasi, kristalisasi, dan
sublimasi. Ia juga menciptakan alat-alat atau instrumen pengkristal, pemotong,
pelebur, serta menyempurnakan proses dasar sublimasi, kristalisasi, penguapan,
pencairan, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian. Alembic, yaitu alat
penyulingan yang terdiri dari dua tabung yang terhubung, ditemukan pertama kali
oleh Jabir pada abad ke-8. Alat Ini merupakan alat penyulingan pertama di dunia
yang digunakan untuk memurnikan zat-zat kimia.
Jabir juga banyak menemukan zat-zat atau senyawa-senyawa penting dalam ilmu
kimia seperti asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, dan asam klorida. Ia juga
melakukan destilasi alkohol, membuat parfum, dan membuat kapur. Karena jasanya,
teori oksidasi-reduksi dapat terungkap. Al-Kindi
Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah
bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais al-Kindi. Namun ia
lebih dikenal dengan nama al-Kindi. Al-Kindi dilahirkan di Kufah pada tahun
803, dan wafat tahun 873. Ia putra gubernur Kufah, Ibnu as-Sabah. Sang ayah
menjadi gubernur pada era Khalifah al-Mahdi (775-785) dan Khalifah Harun
ar-Rasyid (786- 809).
Al-Kindi menempuh pendidikannya di Kufah dan kemudian melanjutkan ke Baghdad. Dia menjadi
penerjemah, ilmuwan, dan filsuf di era Khalifah al-Mamun dan Khalifah
al-Mu'tassim. Al-Mu'tassim bahkan mempercayakan al-Kindi sebagai guru bagi
putranya, Ahmad. Ia menjadi penerjemah khalifah karena menguasai tiga bahasa
asing yaitu Yunani, Suryani, dan Arab.
Al-Kindi telah menulis buku tentang pengenalan aritmatika, delapan naskah
tentang teori angka, dan dua buku tentang proporsi pengukuran dan waktu.
Dia merupakan orang pertama yang mengembangkan teori geometri bumi,
mengembangkan teori astronomi, menghitung letak azimuth terhadap bola bumi, dan
bagaimana menentukan level atau ketinggian dari bumi. Tak kurang ia telah
menghasilkan 361 buku. Sebagian besar dari karyanya lebih dikenal dalam bahasa
Latin ketimbang bahasa aslinya, Arab.
Selain dikenal sebagai pakar matematika eksperimental, al-Kindi juga dikenal
sebagai fisikawan, filsuf, dan seniman. Ia bahkan dikenal sebagai ilmuwan
Muslim pertama yang menulis buku tentang musik. Tak heran jika para ilmuwan
menobatkan al-Kindi sabagai salah satu dari 12 pemikir terbesar yang pernah
dilahirkan oleh peradaban Islam.
Al-Farabi bernama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabi. Dia
lahir pada tahun 870 di Farab, Turki bagian tengah. Selain dikenal
sebagai seorang filsuf, al-Farabi juga dikenal sebagai pakar musik. Dialah
penemu not musik. Temuan ini ia tulis dalam kitab al-Musiq al-Kabir (Buku Besar
tentang Musik). Buku yang membahas ilmu dasar musik ini telah menjadi rujukan
penting bagi perkembangan musik klasik Barat.
Dalam karya fenomenal itu, al-Farabi menulis bahwa musik dapat menciptakan
perasaan tenang dan nyaman. Musik, juga mampu mempengaruhi moral, mengendalikan
emosi, mengembangkan spiritualitas, dan menyembuhkan penyakit seperti gangguan
psikosomatik. Karena itu bagi al-Farabi, musik bisa menjadi alat terapi. Sebab,
musik adalah sesuatu yang muncul dari tabiat manusia dalam menangkap suara
indah yang ada di sekelilingnya. Al-Farabi juga piawai memainkan sejumlah alat musik. Ketika memainkan
alat musik, ia mampu membuat pendengarnya tertawa, bersedih, bahkan tertidur. Kemampuan
ini pernah ia tunjukkan di depan
penguasa Syria, Safy ad-Daulah, saat ia diundang ke istana untuk menyaksikan
pertunjukkan musik yang dimainkan oleh para musisi istana. Di mata al-Farabi,
para musisi istana itu telah melakukan kesalahan sehingga alunan musik kurang
terdengar indah. Al-Farabi lalu meminta izin kepada amir (penguasa) Syria
untuk memainkan alat musik. Saat al-Farabi memainkannya, para hadirin tiba-tiba
tertawa. Lalu al-Farabi segera mengubah komposisi musiknya sehingga membuat
hadirin menangis. Ia kemudian mengubah komposisinya lagi sehingga
membuat hadirin tertidur. Perjalanan Hidup Al-Farabi menghabiskan masa
kanak-kanak dan pendidikan dasarnya di Farab. Kemudian ia melanjutkan
pendidikannya di Bukhara, dan menempuh pendidikan tinggi di Baghdad. Di
Baghdad, awalnya al-Farabi mempelajari bahasa Arab dan Yunani. Ia belajar tata
bahasa Arab dari ahli tata bahasa dan linguistik, Abu Bakr ibn Saraj. Ia
kemudian tertarik mempelajari filsafat kuno, terutama filsafat Plato dan
Aristoteles. Al Farabi mempelajari filsafat
Aristoteles dan logika di bawah bimbingan filsuf terkenal, Abu Bishr Matta ibn
Yunus. Komponen filsafat Platonik dan Aristotelian, ia padukan dengan ajaran
dari al-Qur'an dan al-Hadits. Selain musik dan filsafat, al-Farabi juga
mempelajari aritmatika, fisika, kimia, medis, dan astronomi. Al-Farabi berada di Baghdad lebih
dari 40 tahun (901-942). Di
kota ini ia belajar dan berkarya dalam bidang filsafat. Ia menerjemahkan
karya-karya filsafat Yunani. Bahkan al-Farabi dikenal sebagai filsuf Islam
pertama yang memperkenalkan filsafat Yunani kepada dunia Islam. Menurut filsuf Majid Fakhry,
al-Farabi dikelompokkan sebagai neoplatonis karena mampu membuat sintesa
pemikiran Plato dan Aristoteles. Menurut Majid, untuk memahami pemikiran kedua
filsuf Yunani tersebut al-Farabi harus membaca karya-karya Plato dan
Aristoteles berulang kali. Misalnya, al-Farabi membaca On the Soul 200
kali dan Physics 40 kali. Tak heran jika ia mampu mendemonstrasikan dasar
persinggungan Aristoteles dan Plato dalam sejumlah hal, seperti tentang
penciptaan dunia, kekekalan ruh, maupun siksa dan pahala di akhirat.
Al-Farabi tak hanya mampu memahami pemikiran Plato dan Arsitoteles. Tapi ia
juga mampu menuangkan pemikiran filsafatnya ke dalam kitab Fushush al-Hikam dan
kitab al-Ihsha` al-'Ulum. Kitab Fushush al-Hikam menjadi karya
monumentalnya yang hingga kini masih menjadi buku teks filsafat di berbagai
institusi pendidikan. Sedangkan kitab al-Ihsha` al-'Ulum menjabarkan
klasifikasi dan prinsip dasar sains secara unik dan cerdas. Karena itu tak
heran jika pemikiran al-Farabi banyak mempengaruhi para pemikir sesudahnya
seperti Ibnu Sina yang terpengaruh pemikiran metafisik al-Farabi.
Demikian juga dengan Abu Sulaiman as-Sijistani, Abu'l-Hasan Muhammad ibn Yusuf
al-'Amiri, dan Abu Hayyan al-Tauhidi. Al-Farabi juga menghasilkan karya terkenal Ara` Ahl al-Madinah al-Fadhilah
(Model Kota Idaman). Dalam kitab ini, ia menulis negara ideal bagi Muslim
adalah negara yang mampu menyediakan berbagai
kebutuhan warganya. Selain membantu warga menjalankan ajaran agama dengan baik,
pemimpin ideal bagi negara Muslim, menurut al-Farabi, adalah raja yang memiliki
pengetahuan tentang filsafat. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus memiliki
kecerdasan tinggi, menguasai sains, filsafat, dan ilmu agama. Sebelum menetap di Baghdad,
al-Farabi telah berkeliling ke berbagai daerah seperti Iran, Mesir, dan India.
Setelah 40 tahun lebih berada di Baghdad, al-Farabi meninggalkan kota itu dan
tinggal di Turkistan. Di sini ia menghasilkan karya terkenal at-Ta'lim
ats-Tsani. Karena itulah ia mendapat julukan sebagai “mu'allim ats-tsani” dari
Timur (guru kedua dari Timur). Al-Farabi kemudian menuju ke Syria, kemudian ke
Mesir. Namun ia lalu kembali ke Syria dan bermukim di Allepo. Al-Farabi meninggal dunia di
Damaskus pada 970 M. Jasadnya dimakamkan di Bab as-Saghir, berdekatan dengan
makam Mu'awiyah, pendiri dinasti Ummayyah.
Pada masa kebebasan informasi seperti sekarang ini, salah paham
tentang hipnotis masih
banyak terjadi. Bukan hanya di Indonesia, persepsi bahwa hipnotis adalah kejahatan
plus sihir juga terjadi Amerika dan
negara-negara lainnya.
Cobalah tanyakan kepada 10 orang
awam di sekitar Anda, "Apa itu hipnotis?".
Kemungkinan besar mereka akan
menjawab semacam ini: "Hipnotis adalah ilmu hitam
yang digunakan kejahatan
dengan cara membuat korban tidak sadar dan menuruti
perintah orang yang
menghipnotis".
Apakah definisi hipnotis
di atas benar?
Mari kita melacak asal mula
kesalahpahaman tentang hipnotis.
Tahun 1894, George du Maurier
membuat novel yang bercerita tentang seorang tokoh
jahat bernama Svengali. Svengali
punya kekuatan mistis yang bisa menguasai pikiran
orang lain. Novel ini sukses, dan
kemudian dibuat film pada tahun 1933. Film ini pun
ditonton jutaan orang. Sejak saat
itu, Svengali seolah-olah menjadi ikon hipnotis.
Masyarakat secara tidak sadar
menjadi takut dengan hipnotis. Novel dan film Svengali
berhasil menciptakan
kesalahpahaman besar terhadap hipnotis.
Svengali hanyalah yang pertama.
Setelah Svengali, ada puluhan film lain yang
menimbulkan kesalahpahaman
terhadap hipnotis. Di Indonesia sendiri ada beberapa
sinetron yang menimbulkan kesan
bahwa hipnotis adalah kejahatan atau ilmu hitam.
Pencitraan
dan penggunaan kata yang salah pada berita yang dimuat di surat kabar,
radio dan televisi juga sangat berpotensi
memperbesar miskonsepsi dan ketakutan
masyarakat terhadap hipnotis. Sampai hari
ini, masih sering ditulis di Koran bahwa ada
kejahatan menggunakan hipnotis. Cobalah Anda
cari di Google dengan kata kunci
"korban hipnotis" atau
"kejahatan hipnotis", maka Anda akan menemukan ratusan artikel
kasus kejahatan yang dikatakan menggunakan
hipnotis. Padahal
sebenarnya hipnotis
tidak bisa digunakan untuk kejahatan
semacam itu.
Menurut pengamatan saya, sebagian praktek
kejahatan yang diberitakan sebagai
kejahatan hipnotis sebenarnya adalah
pembiusan atau penipuan belaka yang
memanfaatkan kelemahan korban. Mungkin ada
baiknya apabila rekan-rekan di media
masa memahami apa itu hipnotis dan bedanya
dengan penipuan supaya mereka bisa
menggunakan kata "hipnotis" secara
bijaksana dan pada tempatnya.
Di bawah ini coba sebutkan beberapa
miskonsepsi hipnotis, disertai dengan penjelasan
yang benar mengenai miskonsepsi tersebut.
Miskonsepsi: Hypnotist (orang yang menghipnotis)
menggunakan kekuatan supranatural
tertentu yang bisa mempengaruhi atau
mengendalikan pikiran orang lain.
FAKTA: Hipnotis adalah ilmu pengetahuan yang ilmiah walaupun
terlihat misterius bagi
orang yang belum mengenalnya. Seorang ahli
hipnotis tidak menggunakan kekuatan
supranatural, gaib, mistik, bantuan jin dan
sebagainya. Hipnotis menggunakan
kekuatan
sugesti atau pengaruh kata-kata yang
disampaikan dengan teknik-teknik khusus. Satusatunya
kekuatan dalam hipnotis adalah kata-kata dan
pemahaman bahasa. Anda hanya
bisa terhipnotis jika Anda memahami bahasa
orang yang menghipnotis Anda. Misalnya
ada pakar hipnotis dari Amerika datang untuk
menghipnotis orang Indonesia, maka yang
bisa terhipnotis hanya orang yang memahami
Bahasa Inggris saja. Sugesti disampaikan
melalui kata-kata, dan
kata-kata tersebut harus dipahami oleh orang yang dihipnotis.
Miskonsepsi: Hipnotis bisa digunakan untuk memaksa
seseorang secara halus sehingga
mau melakukan sesuatu yang merugikan atau
berbahaya.
FAKTA: Anda hanya bisa dihipnotis apabila Anda bersedia mengikuti
instruksi atau
arahan ahli hipnotis sehingga Anda memasuki
kondisi trance (pikiran bawah sadar
terbuka). Dalam kondisi hipnotis, Anda tidak
akan kehilangan kendali atas pikiran Anda.
Kalau Anda tidak setuju atau tidak suka atau
tidak mengerti maksud dari sugesti yang
diberikan, pikiran bawah sadar Anda akan
menolaknya. Sugesti yang bertentangan
dengan keyakinan dan nilai dasar seseorang
tidak akan berpengaruh sedikitpun. Misalnya
Anda diberi sugesti untuk membenci nabi yang
Anda yakini benar, maka sugesti ini tidak
berpengaruh kepada Anda.
Miskonsepsi: "Saya tidak mau dihipnotis
karena takut dibuat malu. Saya tidak mau
ditertawakan orang sebab melakukan
kekonyolan ketika dihipnotis."
FAKTA: Hal tersebut hanya terjadi dalam stage hipnotis atau
hipnotis untuk hiburan.
Dalam praktek hypnotherapy, Anda tidak akan
diperintahkan untuk melakukan sesuatu
yang tidak Anda inginkan. Orang yang bersedia
dihipnotis untuk melakukan hal-hal lucu
sebenarnya juga sudah mengizinkan dirinya
untuk melakukan perilaku lucu tersebut.
Seorang stage hypnotist selalu meminta izin
dari sukarelawan yang akan hipnotis. Tanpa
izin dan kesediaan orang yang bersangkutan,
hipnotis tidak akan terjadi.
Miskonsepsi: Hipnotis berasal dari kekuatan supranatural.
FAKTA: Sejak abad 18, lembaga kedokteran Perancis yang dipimpin
Benjamin Franklin
telah membuktikan dan menyatakan bahwa
Hipnotis (saat itu disebut sebagai
Mesmerism) seperti yang dilakukan oleh Mesmer
bukan karena adanya kekuatan gaib
atau supranatural. Yang berperan dalam
hipnotis adalah sugesti dan imajinasi subyek
sendiri. Kondisi hipnotis adalah kondisi
alami manusia yang dicapai dengan teknik induksi
untuk membuat pikiran sadar ber-istirahat. Hypnotist
(orang yang bisa menghipnotis)
tidak perlu kekuatan
supranatural agar bisa menghipnotis orang lain.
Miskonsepsi: Saya takut tidak bisa bangun dari kondisi
hipnotis.
FAKTA: Hipnotis sangat aman untuk siapapun. Sepanjang sejarah
hipnotis, tidak ada
orang tidak bisa bangun dari kondisi
hipnotis. Kadang memang orang yang sedang dalam
trance hipnotis tidak bersedia dibangunkan
karena dia menikmati kondisi hipnotis yang
sangat nyaman dan damai. Kalaupun subjek
tidak mau dibangunkan, maka dia akan
bangun dengan sendirinya setelah puas
merasakan pengalaman damai tersebut. Dalam
kondisi hipnotis, Anda bisa bangun seketika
apabila Anda terancam bahaya.
Miskonsepsi: Saya ini orang hebat, tidak mungkin bisa
dihipnotis..!
FAKTA: Ada anggapan bahwa orang yang bisa dihipnotis adalah
orang yang lemah
pikirannya. Anggapan ini salah besar. Orang
yang lemah pikirannya, kurang ilmu, kurang
pengalaman, dan IQ-nya rendah memang mudah
ditipu, tetapi orang seperti ini malah
sulit dihipnotis. Orang dengan gangguan
mental yang parah juga mustahil untuk
dihipnotis. Untuk memasuki kondisi hipnotis,
seseorang perlu konsentrasi dan
menggunakan imajinasinya. Orang yang punya
kemampuan konsentrasi tinggi lebih
mudah dalam memasuki kondisi hipnotis. Jadi
jangan berbangga diri jika Anda merasa
tidak bisa dihipnotis. Perlu juga Anda ingat
bahwa Anda hanya bisa dihipnotis jika Anda
menginginkan.
Miskonsepsi: Dari seluruh populasi manusia, Hanya 20%
orang yang bisa dihipnotis
dengan cepat dan mudah, yaitu orang dengan
sugestibilitas tinggi.
FAKTA: Pendapat ini sudah ketinggalan jaman. Dengan teknik
hipnotis yang ada saat ini,
semua orang yang bersedia dihipnotis bisa
dihipnotis dalam waktu singkat. Ada juga
kepercayaan bahwa orang yang kritis dan
analitis sulit dihipnotis atau membutuhkan
waktu lama untuk memasuki kondisi hipnotis. Namun dengan teknik yang ada sekarang,
orang yang kritis dan analitis malah mudah
dihipnotis dalam waktu sangat cepat.
Prinsipnya: semua orang bisa memasuki kondisi
hipnotis dengan cepat asalkan bersedia
mengikuti instruksi
orang yang menghipnotis.
Miskonsepsi: Seumur hidup, saya belum pernah mengalami
hipnotis.
Hipnotis adalah penembusan faktor kritis
pikiran sadar dan diterimanya pemikiran atau
sugesti tertentu (tanpa melalui proses analisa
terlebih dahulu). Apabila kita mengacu
pada pengertian di atas, maka kapanpun Anda
menerima suatu informasi dan meyakini
informasi itu benar tanpa berpikir panjang,
maka sebenarnya Anda sudah mengalami
hipnotis. Peristiwa seperti ini dinamakan
waking hipnotis, atau hipnotis dalam kondisi
sadar.
Anda dihipnotis setiap hari oleh iklan,
berita, film, sinetron dan sumber informasi lain di
sekitar Anda. Ketika Anda membaca novel atau
menonton film, mengapa Anda
merasakan tegang, cemas, sedih, gelora cinta dan
emosi lain padahal Anda tahu bahwa
yang Anda saksikan hanyalah cerita belaka? Ketika
menonton film atau membaca novel,
sebenarnya
Anda mengizinkan diri Anda untuk terpengaruh oleh film atau cerita novel.
Bayangkan betapa hambarnya jika Anda menonton
film atau membaca novel tanpa ikut
merasakan ceritanya.
Iklan juga telah menghipnotis Anda untuk
membeli produk yang diiklankan. Persepsi
Anda tentang suatu produk dan keputusan Anda
untuk membeli ditentukan apakah iklan
itu "mengena" di pikiran Anda atau
tidak. Film membentuk persepsi Anda tentang
seseorang. Para aktor dan aktris yang
memerankan tokoh jahat dalam film sering dibenci
orang secara tidak sadar.
Miskonsepsi: Hipnotis adalah cara yang tepat agar
seseorang mengatakan sesuatu
dengan jujur. Dalam kondisi hipnotis
seseorang tidak bisa berbohong.
FAKTA: Dalam kondisi hipnotis, Anda tetap bisa berbohong. Bahkan
Anda akan lebih
pandai berbohong, karena kemampuan Anda untuk
imajinasi dan mengarang cerita
semakin hebat ketika dalam kondisi hipnotis. Oleh
karena itu dalam aplikasi forensik,
hipnotis tidak digunakan untuk mendapatkan
pengakuan pelaku kejahatan. Hipnotis
berperan mengungkap kejahatan jika diterapkan
kepada saksi atau korban. Dalam kondisi hipnotis, saksi atau korban kejahatan
bisa menceritakan dengan sangat rinci
tentang peristiwa yang dialaminya.
Miskonsepsi: Hipnotis adalah kondisi tidak sadar atau sama
dengan tidur.
FAKTA: Hipnotis bukanlah tidur, bukan pula kondisi pingsan. Dalam
kondisi hipnotis Anda
tetap bisa mendengar semua suara di sekitar.
Kemampuan Anda untuk mendengar pun
jauh lebih sempurna dibanding dalam kondisi
biasa, karena dalam kondisi hipnotis Anda
tidak hanya mendengar dengan panca indera,
tapi juga dengan pikiran bawah sadar
Anda.
Miskonsepsi: Hipnotis menyebabkan lupa ingatan.
Hipnotis tidak menyebabkan lupa ingatan. Malah
sebaliknya, dalam kondisi hipnotis
orang bisa belajar atau menghafal dengan
sangat cepat. Kita juga bisa meningkatkan
kemampuan konsentrasi kita melalui hipnotis. Miskonsepsi
tentang hipnotis bisa
menyebabkan lupa ingatan mungkin berasal dari
tontonan stage hipnotis (hipnotis untuk
hiburan)
dimana seseorang bisa melupakan nama sendiri atau lupa angka tiga. Namun
kelupaan ini hanya sementara. Setelah
beberapa jam ingatan akan kembali seperti
semula.
Miskonsepsi: "Saya tidak mau dihipnotis,
karena tidak mau dikendalikan orang lain."
Hipnotis tidak bisa digunakan untuk menguasai
pikiran Anda. Dalam kondisi hipnotis,
pikiran bawah sadar Anda hanya akan menuruti
sugesti yang tidak berbahaya dan tidak
bertentangan dengan keyakinan dan norma-norma
yang Anda anut. Pikiran bawah sadar
mungkin akan menerima sugesti untuk lupa nama
sendiri dan tidak bisa bergerak. Namun
apabila Anda disugesti atau diperintah untuk
membenci orang yang Anda cintai atau
diperintahkan untuk
lompat dari gedung, sugesti ini akan Anda tolak dengan sempurna.
BAB 8 - Hipnotis dan
Kejahatan
“Apakah Hipnotis Bisa
Digunakan Untuk Kejahatan?”
Saya sering ditanya oleh siswa
ataupun klien saya, apakah hipnotis bisa digunakan untuk
kejahatan? Maka, jawaban singkat
kami adalah "TIDAK". Kalau Anda ingin tahu mengapa
di Indonesia hipnotis masih
identik dengan kejahatan, uraian berikut pantas Anda baca.
Para pakar hipnotis sepakat bahwa
seseorang hanya bisa dihipnotis jika dia bersedia
mengikuti instruksi orang yang
menghipnotisnya. Seorang ahli hipnotis juga tidak bisa
memaksakan kehendaknya kepada
orang lain.
Dalam kondisi hipnotis seseorang
tidak bisa diperintah untuk melakukan sesuatu yang
merugikan dirinya sendiri.
Misalnya ketika seseorang dalam kondisi hipnotis diperintah
menyerahkan harta benda atau
membunuh ibu yang dicintainya, dia akan menolak
sugesti itu.
Kalau benar hipnotis tidak bisa
digunakan untuk kejahatan, lalu apa yang terjadi pada
“korban hipnotis” yang sering diberitakan di media
masa?
Artikel ini akan mengupas isu
kejahatan hipnotis secara tuntas menurut sudut pandang
dan analisa saya terhadap
berbagai kasus kejahatan hipnotis yang dilaporkan media
masa.
Saya
berpendapat bahwa apa yang sering dilaporkan orang sebagai kejahatan hipnotis
seperti pada artikel berita di internet
maupun media cetak, sebenarnya hanyalah
kejahatan biasa yang umumnya berupa:
· Penipuan dengan cara persuasi (kepintaran
berbicara atau membujuk) sehingga
menimbulkan rasa kasihan atau rasa tamak dan memanfaatkan kebodohan
korban.
· Pembiusan dengan menggunakan obat tertentu
yang dicampur dengan makanan,
minuman, atau asap rokok.
· Sebagian orang mengatakan adanya ilmu gendam,
yaitu ilmu untuk memaksakan
kehendak dengan kekuatan mistik tertentu. Apakah
benar-benar ada? Saya tidak
tahu, karena sampai sekarang saya belum
pernah melihat bukti nyata mengenai
hal ini.
Saya menegaskan, bahwa aksi kejahatan
tersebut secara formal tidak bisa disebut
hipnotis karena proses-nya tidak serupa
dengan proses hipnotis yang sebenarnya.
Agar Anda lebih memahami apa maksud saya,
berikut ini saya ulas beberapa berita
"Kejahatan Hipnotis" yang saya
dapatkan dari beberapa website berita.
BAB 9 - Hipnoterapi Untuk Berbagai Masalah
Saya tidak bisa membatasi apa saja yang bisa dan tidak bisa
dibantu dengan hipnoterapi.
Karena hipnoterapi adalah ilmu untuk mengeksplorasi pikiran, maka
segala masalah yang
berkaitan dengan pikiran dan perasaan bisa dibantu dengan
hipnoterapi.
Hipnoterapi bisa berperan dalam bidang kecantikan, kedokteran,
kebidanan, kesehatan
tubuh dan pikiran, masalah psikologi, masalah anak dan remaja,
pengembangan diri,
masalah seksual, bahkan untuk
sekedar hiburan dan rekreasi mental.
Hasil pembelajaran saya selama
ini membuat saya paham bahwa kunci perubahan ada di
Pikiran Bawah Sadar. Anda bisa
mengubah diri Anda menjadi apapun yang Anda inginkan,
asalkan Anda bisa mengubah “program
pikiran” yang tertanam di Pikiran Bawah Sadar
Anda. Saya belajar banyak metode
terapi dan pengembangan diri, dan bagi saya tidak
ada teknik yang lebih universal
daripada hipnoterapi.
Hipnoterapi tidak hanya untuk
orang yang punya masalah, orang normal dan sehat pun
banyak yang mengikuti hipnoterapi
untuk memaksimalkan kemampuannya dalam segala
bidang kehidupan. Sampai saat
ini, saya telah menggunakan hipnoterapi untuk mengatasi
berbagai
masalah seperti di bawah ini:
· Minder, kurang percaya diri.
· Menurunkan berat badan tanpa diet dan tanpa
olah raga.
· Fobia atau rasa takut yang tidak wajar.
· Melahirkan normal tanpa rasa sakit, mengatasi
rasa takut melahirkan.