10/02/2012

Mengenal Hipnotis Modern [part 1]

KATA PENGANTAR
Di Indonesia, masih banyak orang yang menganggap hipnotis sebagai hal mistis dan sering
dihubungkan dengan kejahatan. Padahal sebenarnya hipnotis adalah pengetahuan ilmiah
dan sudah diakui oleh World Health Organization (WHO) sebagai cara pengobatan yang
aman. Di negara maju seperti Amerika dan Inggris, sudah banyak dokter, psikiater,
psikolog, maupun hypnotherapist yang menggunakan hipnotis untuk mengatasi masalah
fisik maupun psikologis.
E-book ini menjelaskan wajah hipnotis yang sebenarnya. Hipnotis bukan supranatural.
Hipnotis tidak mungkin bisa digunakan untuk kejahatan karena hipnotis bukan ilmu untuk
menguasai orang lain, meskipun saya tidak menyangkal bahwa sugesti yang diberikan
dalam kondisi hipnotis bisa sangat kuat pengaruhnya. Seseorang yang dihipnotis
sekalipun akan menolak sugesti yang merugikan dirinya. Begitu pula apabila seorang
terhipnotis diberi sugesti yang melanggar keyakinan dan norma-norma yang dianutnya,
maka semua sugesti itu akan diabaikan atau bahkan dia akan bangun dengan sendirinya.
Jika hipnotis tidak ada hubungannya dengan supranatural dan kejahatan, lalu apakah
hipnotis itu? - E-book ini dibuat untuk menjawab pertanyaan di atas. Setelah Anda
mengenal hipnotis dengan benar, Anda akan punya kesempatan untuk merasakan
banyaknya manfaat hipnotis atau bahkan Anda akan tertarik untuk mendalami ilmu ini.

DAFTAR ISI
E-BOOK MENGENAL HIPNOTIS MODERN
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 - Mengenal Hipnotis
 Definisi Hipnotis
 Hipnotis Adalah Fenomena Alami
 Seperti Apa Rasanya Hipnotis?
BAB 2 - Sejarah Hipnotis
BAB 3 - Proses Formal Hipnotis
 Pre-Induction
 Suggestibility Test
 Induction
 Deepening
 Hypnotic Therapy / Suggestion
 Pengakhiran
BAB 4 - Prinsip Kerja Hipnotis
BAB 5 - Gelombang Otak Dan Hipnotis
BAB 6 - Jenis Hipnotis Menurut Manfaatnya
BAB 7 - Salah Paham Tentang Hipnotis
BAB 8 – Hipnotis Dan Kejahatan
 Apakah Hipnotis Bisa Digunakan Untuk Kejahatan ?
 Analisa Kasus “Kejahatan Hipnotis”
BAB 9 - Apa Saja Manfaat Hipnotis?

BAB 1 - Mengenal Hipnotis
Dalam bahasa Inggris, hipnotis disebut sebagai "hypnosis" atau "hypnotism". Istilah
"hypnosis" pertama kali diperkenalkan oleh James Braid, seorang dokter ternama di
Inggris yang hidup antara tahun 1795 - 1860. Sebelum masa James Braid, hipnotis dikenal
dengan nama "Mesmerism" atau "Magnetism".
Hypnosis berasal dari kata "hypnos" yang merupakan nama dewa tidur orang Yunani.
Namun perlu dipahami bahwa kondisi hipnotis tidaklah sama dengan tidur. Orang yang
sedang tidur tidak menyadari dan tidak bisa mendengar suara-suara disekitarnya.
Sedangkan orang dalam kondisi hipnotis, meskipun tubuhnya beristirahat (seperti tidur),
ia masih bisa mendengar dengan jelas dan merespon informasi yang diterimanya.
Hipnotis telah dipelajari secara ilmiah lebih dari 200 tahun. Banyak studi klinis dan
eksperimental mencoba menentukan apa yang paling unik dari hipnotis dibanding
fenomena mental lainnya. Keunikan ini perlu dipahami untuk merumuskan sebuah
definisi hipnotis yang akurat. Namun sampai sekarang, definisi hipnotis yang diungkapkan
setiap tokoh masih berbeda-beda. Semua orang setuju adanya sesuatu yang dinamakan
hipnotis, tapi berbeda pendapat mengenai apa itu hipnotis. Beberapa definisi tentang
hipnotis yang pernah diungkapnya diantaranya:
 Hipnotis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja
dilakukan kepada seseorang, di mana seseorang yang dihipnotis bisa menjawab
pertanyaan yang diajukan, serta lebih mudah menerima sugesti.
 Hipnotis adalah praktek mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang
diperintahkan oleh ahli hipnotis.
 Hipnotis adalah suatu kondisi pikiran yang terpusat sehingga tingkat sugestibilitas
(daya terima saran) meningkat sangat tinggi.
 Hipnotis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga
mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan
gelombang otak dari Beta menjadi Alpha/Theta.
 Hipnotis adalah seni eksplorasi alam bawah sadar.

Semua definisi hipnotis di atas benar, karena menandakan salah satu atau beberapa
gejala dari kondisi hipnotis. Akan tetapi apa yang diungkapkan diatas belum bisa
mencerminkan keunikan hipnotis yang membedakan hipnotis dengan kondisi mental
lainnya. Sebab itu, para pakar hipnotis yang terkumpul dalam U.S. Department of
Education, Human Services Division, membuat definisi “Hypnosis is the by-pass of the
critical factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable
selective thinking” atau “hipnotis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti
dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti tertentu”.
Disadari maupun tidak, Anda mengalami hipnotis setiap hari. Ketika Anda sangat fokus
membaca novel/buku, Anda terhipnotis oleh isi novel/buku yang Anda baca sampaisampai
tidak mendengar ketika seseorang memanggil Anda. Contoh lain fenomena
hipnotis yaitu saat Anda menonton film atau sinetron yang seru. Anda merasakan
ketegangan, terharu, cemas, sedih, bahkan mungkin ada yang menangis mengikuti jalan
cerita, padahal Anda tahu bahwa yang Anda saksikan hanya cerita.
Kapanpun pikiran dan perasaan Anda terpengaruh oleh apa yang Anda lihat, dengar, atau
rasakan, sebenarnya Anda telah terhipnotis. Hanya saja, level hipnotis yang Anda alami
setiap hari adalah level hipnotis yang ringan, berbeda dengan level hipnotis yang
digunakan dalam terapi.
Banyak orang bertanya seperti apakah kondisi hipnotis. Sulit untuk menjelaskan seperti
apa rasanya hipnotis kalau Anda belum mencobanya sendiri. Namun sebagai gambaran
umum, saya bisa jelaskan bahwa kondisi hipnotis tidak berbeda jauh dengan kondisi
hampir tertidur yang Anda alami setiap hari. Ketika seluruh tubuh Anda sudah rileks,
pikiran Anda tenang, hampir tertidur dan masih bisa mendengar suara di sekitar Anda,
kurang lebih seperti itulah kondisi hipnotis. Ketika Anda dihipnotis, Anda akan
merasakan seluruh tubuh rileks, pikiran fokus, perasaan damai, dan Anda tetap bisa
mendengar suara di sekitar Anda. Bahkan Anda tetap bisa menolak sugesti yang
melanggar keyakinan atau merugikan diri Anda.

BAB 2 - Sejarah Hipnotis
Seperti bidang ilmu lainnya, ilmu hipnotis terus ber-evolusi untuk mencapai
kesempurnaannya dalam teori dan praktek. Hipnotis yang ada sekarang sudah sangat
maju dibanding hipnotis 200 tahun yang lalu. Para tokoh yang menggunakan hipnotis
mencoba merumuskan hipnotis secara ilmiah dan juga menemukan berbagai teknik baru
yang efektif. Kali ini kita akan mengulas sejarah hipnotis melalui peran para tokoh
hipnotis yang terkenal dari masa ke masa.
AWAL MULA HIPNOTIS
Penggunaan hipnotis sudah ada sebelum sejarah itu sendiri tercatat. Tentu saja waktu
itu hipnotis belum dikenal dengan nama hipnotis. Hipnotis pada masa dulu dipraktekkan
dalam ritual agama maupun ritual penyembuhan.
Catatan sejarah tertua tentang hipnotis yang diketahui saat ini berasal dari Ebers
Papyrus yang menjelaskan teori dan praktek pengobatan bangsa Mesir Kuno pada tahun
1552 SM. Dalam Ebers Papyrus diceritakan di sebuah kuil yang dinamai "Kuil Tidur", para
pendeta mengobati pasiennya dengan cara menempelkan tangganya di kepala pasien
sambil mengucapkan sugesti untuk penyembuhan. Para pendeta penyembuh tersebut
dipercaya memiliki kekuatan magis oleh masyarakat.
Seorang Raja Mesir yang bernama Pyrrhus, Kaisar Vespasian, Francis I dari Prancis dan
para bangsawan Prancis lainnya sampai Charles X ternyata juga mempraktekkan cara
pengobatan yang intinya memberi sugesti kepada pasien untuk sembuh.
Pada sebuah dinding kuil di India juga digambarkan suatu proses pengobatan pada saat
pasien dalam kondisi trance yang dicapai melalui suatu tarian atau gerakan-gerakan
monoton dalam acara ritual penyembuhan.
Pada sekitar tahun 1500 Paracelsus memperkenalkan suatu istilah Magnetisme, yaitu
dengan magnet seseorang dapat disembuhkan penyakitnya, seperti halnya yang dia
lakukan kepada pasien-pasiennya. Cara pengobatan inilah yang kemudian diadopsi oleh
Mesmer.
Abad 18 adalah abad munculnya hipnotis modern. Diawali oleh kisah seseorang pendeta
Katolik bernama Gassner yang tinggal di Klosters sebelah timur Switzerland. Gassner
punya teori "seseorang sakit adalah karena kemasukan setan". Untuk mencapai
kesembuhan, setan itu harus dikeluarkan dari tubuh. Berbeda dengan para penyembuh
waktu dulu yang menutup diri dari tinjauan medis, Gassner mempersilakan para dokter
untuk mengobservasi cara pengobatannya.
Gassner mengobati pasiennya secara bersamaan. Pasien duduk berjajar secara
memanjang seperti barisan kursi gereja. Sebelum Gassner keluar untuk menemui pasien,
seseorang asisten Gassner memberi semacam ceramah yang salah satu isinya adalah
ketika Gassner menyentuhkan tongkat salibnya ke badan pasien, maka pasien akan
langsung tersungkur di lantai dan tidak sadarkan diri. Dan itulah yang benar-benar
terjadi ketika Gassner menyentuhkan tongkat salibnya ke tubuh pasien satu per satu.
Pasien yang tidak sadarkan diri itu dianggap mati, dan ketika dibangunkan kembali,
pasien dianggap lahir kembali dalam kondisi suci dan terbebas dari pengaruh setan.
Dalam kondisi pasien tidak sadarkan diri, Gassner memberi sugesti bahwa setan telah
diusir dari tubuh pasien. Pada tahun 1770-an, Mesmer termasuk salah satu dokter yang
sering menyaksikan cara pengobatan Father Gassner.
Franz Anton Mesmer (1735-1815)
Mesmer lahir 23 Mei 1734, di Iznang, Lake Constance, Austria. Dia mendapatkan gelar
Doctor pada tahun 1766 dengan makalahnya yang berjudul De Planetarum Influx (Dalam
Pengaruh Planet-planet). Mesmer menyatakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat
cairan universal yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Cairan yang tidak
mengalir dengan lancar karena tersumbat bisa menyebabkan manusia menjadi tidak
sehat secara mental maupun fisik. Untuk itu Mesmer menggunakan magnet untuk
melepaskan sumbatan aliran cairan tadi. Istilah ini dinamakan Animal Magnetism.
Metoda terapi yang dilakukan Mesmer adalah dengan mengisi penuh sebuah bak dengan
air lalu diisi besi magnet. Pasien yang ingin diobati diminta memegang besi dalam bak
air itu. Jika pasiennya lebih dari satu, mereka diminta memegang kabel yang
menghubungkan satu sama lain dengan maksud agar energi magnet tersebut mengalir ke
tiap tubuh pasien.
Kemudian pada saat pengobatan, Mesmer melakukan sebuah drama penyembuhan yang
menimbulkan efek sugesti yang kuat. Hal ini membuat pasien yang ada menjadi
terhanyut dalam imajinasi drama tersebut. Ada juga pasien yang mengalami halusinasi
sehingga seolah-olah melihat tangan Mesmer mengeluarkan asap atau energi. Pada sesi
terakhir proses penyembuhannya, Mesmer menyentuh pasien sambil memberi sugesti
bahwa pasien sudah disembuhkan.
Mesmer mengklaim bahwa dirinya memiliki energi magnetis, semacam kesaktian yang
bisa menyembuhkan. Mesmer juga mengaku bisa mengalirkan energi magnetis ke dalam
gelas. Sehingga orang yang minum dari gelas itu dapat sembuh dari penyakitnya. Hal ini
membuat Mesmer menjadi sangat terkenal dan kaya, tetapi di sisi lain ia mendapatkan
perlawanan dari kalangan medis karena teorinya dinilai tidak ilmiah.
Kondisi ini membuat Mesmer tidak betah di Wina dan kemudian pindah ke Prancis. Nasib
Mesmer ketika di Prancis pun tidak jauh beda. Meskipun beberapa dokter mendukung
dan masyarakat merasa tertolong dengan kehadiran Mesmer, sebagian besar dokter
Prancis tidak senang dengan Mesmer. Sebab itulah pada tahun 1781 Mesmer pindah ke
Belgia.
Ternyata, kepergian Mesmer dari Prancis ke Belgia tidak membuat ajaran mesmerisme
mati. Mesmerisme makin berkembang pesat di Prancis dan membentuk sebuah organisasi
yang khusus mempelajari Mesmerisme. Kemudian atas permintaan penganut mesmerisme
di Prancis, Mesmer kembali lagi Ke Prancis.
Kedatangan Mesmer ke Prancis yang kedua kalinya ini juga mendapatkan perlawanan
dari kalangan medis. Mereka meminta Raja Louis XVI untuk membentuk komisi khusus
yang menyelidiki metode penyembuhan Mesmer. Hasil penyelidikan ini mendiskreditkan
Mesmer. Akhirnya Mesmer Pindah ke sebuah desa kecil di Swis dan menghabiskan masa
tuanya untuk mengobati orang-orang miskin.
Marquis de Puysegur (1751 – 1825)
Puysegur adalah seorang mantan Militer Prancis yang mendalami Mesmerisme. Dia
menyatakan perlunya eksperimen dalam pengembangan Mesmerisme. Puysegur
memperkenalkan banyak konsep baru bagi Mesmerisme, seperti somnambulisme
artifisial, otomatisme motor, katalepsi, anestesia, amnesia, perbedaan individual dalam
sugestibilitas, serta halusinasi positif dan negatif.
John Elliotson (1791 -1868)
John Elliotson adalah profesor dari University Hospital di London, Inggris. Dia mengenal
hipnotis dari Richard Chenevix, seorang murid dari Faria, dan mendalami hipnotis dari
Baron de Potet.
Elliotson memulai eksperimen hipnotisnya di tahun 1837. Dia menemukan bahwa
pasiennya bisa menjalani pembedahan tanpa merasa nyeri. Dia melakukan hipnotis
kepada pasiennya kapanpun itu memungkinkan. Namun apa yang dilakukan Elliotson
bertentangan dengan keyakinan para dokter senior waktu itu. Main stream saat itu
mempercayai bahwa rasa sakit dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Konsekuensinya
Elliotson pun di-diskreditkan oleh banyak dokter.
Tidak peduli dengan komentar orang lain, Elliotson terus maju memperkenalkan
magnetisme kepada dokter-dokter muda yang diharapkan punya pemikiran baru. Dia
mendapatkan banyak sekali pengikut dari dokter-dokter muda. Namun serangan dari
kalangan dokter senior semakin kuat sampai pada titik Elliotson memutuskan untuk
keluar dari Rumah Sakit dan Universitas, dan tidak pernah kembali lagi.
Elliotson memperjuangkan magnetisme agar diterima secara resmi oleh dunia medis
selama 30 tahun. Dia juga menerbitkan sebuah jurnal bernama "Zoist" yang membuat
James Esdaile tertarik.
James Esdaile (1808 - 1859)
Dia adalah dokter asal Skotlandia yang bertugas di sebuah rumah sakit di Calcutta, India.
Esdaile mencatat rekor penggunaan Mesmerisme dalam pembedahan. Dilaporkan bahwa
dia berhasil melakukan ribuan operasi kecil dan 300 operasi besar tanpa rasa sakit.
Adanya Mesmerisme yang bisa menghilangkan rasa sakit ini sangat penting karena pada
waktu itu belum ditemukan obat bius. Semua dokter waktu itu, apabila tidak
menggunakan Mesmerisme, maka harus melakukan pembedahan dengan mengandalkan
kecepatan tangan sambil mendengarkan jeritan sakit dari pasien.
Sejak jaman Mesmer tahun 1735 sampai periode James Esdaile tahun 1859, Hipnotisme
(yang waktu itu masih dikenal sebagai mesmerisme) banyak mendapatkan pertentangan
dari kalangan medis, karena mereka menganggap Mesmerisme tidak ilmiah dan
mengandung unsur mistik.
Pada tahun 1846, nitrous oxide dan ether telah ditemukan dan sangat berhasil digunakan
dalam pembedahan dan menjadi pilihan dunia kedokteran saat itu. Apa yang dilakukan
oleh Esdaile dan Elliotson dianggap menyimpang dari praktik kedokteran yang berlaku
saat itu.
James Braid (1795 - 1860)
Dokter dan penulis terkenal di Inggris, James Braid merupakan orang pertama yang
mencoba menjelaskan fenomena mesmerisme dari sudut pandang ilmu psikologi. Ia
adalah seorang ahli bedah dan seorang penulis yang produktif dan andal. Ia juga sangat
dihormati oleh British Medical Association.
Pada tahun 1841, ia melakukan pemeriksaan medis pertama terhadap seorang subjek
yang berada dalam kondisi trance mesmerisme. Setelah pemeriksaan pertama, ia
memulai eksperimen pribadi dan melibatkan rekan kerja yang ia percaya. Dari hasil
penelitian yang ia lakukan, akhirnya hipnotis dapat dijelaskan dalam kerangka ilmiah dan
diterima sebagai suatu teknik pengobatan oleh dunia kedokteran Inggris.
Dalam penelitiannya, Braid menemukan bahwa memfokuskan pandangan mata (eye
fixation) mengakibatkan suatu kondisi kelelahan, misalnya kelopak mata menjadi sangat
lelah sehingga tidak bisa dibuka oleh subjek. Ia beranggapan, itu adalah kunci
mesmerisme. Setelah melakukan lebih banyak eksperimen, Braid akhirnya
mengembangkan teori tentang perhatian mata. Ia meminta subjek untuk menatap
berbagai objek dari berbagai posisi, termasuk memandang matanya dan juga api lilin,
dan berhasil membawa subjek masuk ke kondisi trance. James Braid disebut sebagai
Bapak Hipnotis, karena dia yang memperkenalkan nama hipnotis atau hypnotism untuk
menggantikan mesmerisme dan magnetisme.
Ambroise Auguste Liebeault (1823 – 1904)
Dokter Prancis yang baik hati yang mengabdi pada rakyat miskin, yang tidak pernah
menuntut biaya pengobatan kepada pasiennya. Liebeault menyatakan bahwa yang
membuat orang memasuki kondisi hipnotis adalah sugesti verbal (sugesti yang
diucapkan). sugestibilitas dan kemampuan imajinasi klien dipandang sebagai kunci
keberhasilan hipnoterapi.
Jean Martin Charcot (1825 – 1893)
Charcot adalah neurolog yang sangat terkenal di Prancis. Disamping nama besarnya
dalam dunia medis, eksperimennya dalam bidang hipnotis tidak dilandasi oleh
pengetahuan yang mendalam. Sehingga dia menyimpulkan bahwa hipnotis adalah kondisi
tidak normal yang bisa melemahkan pikiran seseorang. Apa yang dikatakan Charcot
tentang hipnotis telah membuat ilmu hipnotis mundur, sehingga hanya sedikit orang
yang mempelajari hipnotis. Pendapat Charcot ini kemudian ditentang oleh Nancy School
of Hypnosis.
Sigmund Freud (1856 – 1939)
Jasa terbesar Freud dalam bidang memahami pikiran manusia adalah menyusun teori
yang sistematis tentang pikiran sadar, pikiran tak sadar, dan cara kerja pikiran. Dia juga
menemukan teknik psikoterapi yang dinamakan psikoanalisa. Namun dalam bidang
hipnotis, dia bukanlah tokoh yang ikut mengembangkannya, alih-alih menyebabkan
kemunduran hipnotis. Sebagai tokoh yang disegani, pernyataannya yang negatif
mengenai hipnotis telah membuat para pakar lain untuk berhenti atau tidak mau
mempelajari hipnotis.
Freud menghabiskan waktu 19 Minggu untuk belajar hipnotis dari Charcot. Namun dalam
praktek hipnotis, Freud sering gagal menghipnotis orang normal karena dia kurang
terampil menjalin rapport dengan klien yang. Karena kegagalannya itu, Freud membuat
pernyataan bahwa hipnotis hanya berhasil untuk orang yang sakit mental dan mengklaim
bahwa hipnotis memiliki efek samping yang membahayakan. Apa yang dikatakan Freud
tersebut serupa dengan pendahulunya, Charcot.
Freud meninggalkan hipnotis, dan kemudian menciptakan psikoanalisa. Ada yang belum
banyak diketahui orang mengenai hubungan Freud dan hipnotis. Meskipun Freud tidak
menggunakan hipnotis dalam menerapi pasiennya, sebenarnya dia tetap mempelajari
dan mengamati perkembangan hipnotis. Freud ternyata sangat tertarik dengan hipnotis.
Diceritakan oleh Gerald F. Kein dalam pelatihannya, bahwa beberapa bulan sebelum
Freud meninggal, dia merekam pernyataannya tentang hipnotis. Ada audio tape dari
Frued yang dibawakan oleh seorang keponakan Freud di acara konferensi tahunan
hipnotis. Isinya kurang lebih: ”kami telah mempelajari hipnotis selama 39 tahun, dan
kami masih belum mengenal seluruhnya tentang hipnotis. Jika kami menyadari dari dulu
bahwa hipnotis adalah alat yang paling efektif dalam transformasi pikiran manusia,
kami tidak akan mengembangkan psikoanalisis yang sekarang masih dianggap orang
sangat berguna.....”
Milton Hyland Erickson (1901-1980)
Erickson dipandang sebagai Hipnoterapis dan psikoterapis yang paling kreatif sepanjang
sejarah hipnotis. Kehebatan Erickson di dunia psikoterapi mungkin bisa disetarakan
dengan Freud dalam menjelaskan perilaku manusia. Erickson menjalani hidup yang unik
dengan keterbatasan yang ia alami, mulai dan buta warna, agak tuli, dan dyslexia. Ia
juga menderita sakit polio sebanyak dua kali, yaitu pada usia 17 dan 51 tahun.
Erickson sangat berbeda pendapat dengan pendahulunya mengenai hipnotis. Dia
menyatakan bahwa dalam suatu proses hipnotis, yang paling berperan adalah pikiran
klien sendiri. Erickson juga menyatakan bahwa hipnotis adalah kondisi yang wajar dan
tidak bisa digunakan untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan keyakinan dan normal yang dianut seseorang.
Erickson mengubah pola sugesti hipnotis dari yang bersifat direct (langsung
memerintahkan subjek untuk melakukan sesuatu) menjadi indirect (tidak langsung
dengan cara menggunakan cerita atau perumpamaan). Dia juga mengembangkan teknikteknik
sugesti serta pendekatan ideodinamik (pola interaktif) dalam proses terapi.
Selama enam puluh tahun, M. Erickson rata-rata menghipnotis 14 orang per harinya!
Dengan berbagai macam teknik yang dilakukan Erickson, prosentase orang yang dapat
dihipnosis dalam suatu komunitas menjadi naik.
Orangnya sangat kocak, bahkan dengan non verbal pun dia dapat menghipnotis orang
lain cukup hanya dengan bersalaman saja. Akibatnya banyak teman-teman dekat
Erickson tidak mau bersalaman dengannya karena takut dihipnotis. Atas jasanya, maka
hipnotis dapat diterima oleh Asosiasi Medis Amerika dan Asosiasi Psikiatris Amerika
sebagai alat terapi sejak tahun 1958.
Dave Elman (1900-1967)
Tokoh lain yang mengembangkan hipnotis adalah Dave Elman yang mengembangkan
teknik induksi cepat yang sangat berguna untuk dokter dan dokter gigi. Karir Elman
dalam hipnotis melonjak sejak pertunjukan hipnotisnya yang disaksikan banyak dokter.
Sejak saat itu, banyak sekali dokter yang belajar hipnotis dari Dave Elman. Dave Elman
terkenal dengan teknik induksinya yang diberi nama "Elman Induction" dan bukunya yang
berjudul Hypnotherapy.
Ormond McGill (1913-2005)
Ormond Mc Gill yang spesialisasinya sebagai seorang Stage Hypnotist dan dijuluki sebagai
The Dean of American Hypnotist. Bukunya yang berjudul The New Encyclopedia of Stage
Hypnotism menjadi semacam "kitab suci" bagi setiap orang yang ingin mendalami
hipnotis.
Setelah melalui proses sejarah yang panjang, dengan perjuangan para tokoh-tokoh yang
mengembangkan dan memperkenalkannya kepada umum, sekarang hipnotis sudah
diterima sepenuhnya sebagai alat terapi yang berguna dan aman. hipnotis telah diakui
sebagai salah satu dari metode terapi yang sah oleh berbagai lembaga negara,
diantaranya:
 British Medical Association pada tahun 1955,
 American Medical Association pada tahun 1958, dan
 American Psychological Association pada tahun 1960.
Sementara di Indonesia, keilmuan hipnotis masih dalam perkembangannya. Hukum di
Indonesia juga belum mencakup bidang-bidang hipnotis. Bahkan ketika seorang
hypnotherapist mengurus izin praktek hipnoterapi, mereka biasanya masuk dalam
kategori “pengobatan supranatural”. Padahal kita tahu hipnotis bukanlah ilmu
supranatural. Untuk itu, saya bersama teman-teman membentuk Indonesian Hypnotist
Association sebagai wadah perjuangan kami mengembangkan ilmu hipnotis di Indonesia.
Salah satu tujuan kami adalah agar hipnotis dan hipnoterapi diakui oleh negara sebagai
ilmu pengetahuan ilmiah, bukan supranatural




No comments: