8/07/2010

Pesan Terakhir Mbah Tardjo

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Mbah Tardjo, sempat meninggalkan pesan kepada istrinya, Dra Sri Adiati. Almarhum menginginkan istrinya membesarkan sendiri anak dan cucu.
"Beliau berpesan ibu harus kuat, untuk membesarkan cucumu. Kamu sendiri saja yang membesarkan anak dan cucu," kenang Sri Adiati di rumah duka, Jakarta, Sabtu 7 Agustus 2010.
Sebelum meninggal, menurut Sri, suaminya sempat ingin ikut Rakornas PDI Perjuangan. "Tapi bapak sakit. Pada saat pembukaan sempat muntah, jalan macet, sampai di rumah muntah lagi," jelasnya. "Bapak sayang keluarga dan PDIP. Bapak sakit menyempatkan ke Rakornas PDIP."
Mengenai riwayat penyakit yang diderita, Sri menjelaskan, suaminya sudah lama mengidap penyakit gula. Penyakit ini diderita sejak 1982.
Sebelum meninggal, almarhum juga sempat menulis sebuah buku berjudul 'Politikus Nasional Sejati'. "Beliau juga berpesan bahwa buku ini bisa diluncurkan," ujarnya.
Mbah Tardjo meninggal di sekitar pukul 17.15 di RS Fatmawati, Jakarta. Almarhum meninggal pada usia 76. "Menderita sakit gula naik turun, dia juga sudah berusia lanjut juga," ujarnya.
Rencananya, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bersama dengan Taufik Kiemas akan melayat Mbah Tardjo pada Minggu 8 Agustus.
Saat ini, almarhum sudah disemayamkan di rumah duka, Perumahan Pesona Agung Nomor C3, Jalan Raya Lenteng Agung Nomor 72, Jakarta. Sudah hadir pula sejumlah tokoh-tokoh PDI Perjuangan seperti Tjahjo Kumolo dan Pramono Anung.

No comments: