8/06/2010

Pembangunan Masjid di Bekas WTC Akhirnya Disetujui

Pihak otoritas Amerika Serikat menyetujui pembangunan Pusat Budaya Islam dan sebuah masjid di Kota New York. Kendatipun ketegangan yang muncul lantaran lokasinya yang terletak di dekat situs bekas berdirinya menara kembar WTC (World Trade Center) yang pada 11 September 2001 lalu runtuh akibat serangan teroris.
Sebelumnya, Selasa (3/8) silam, Landmarks Preservation Commission secara serempak menyetujui rencana perobohan gedung yang rencananya akan diubah menjadi masjid tersebut. Panelis mengungkapkan bahwa gedung tersebut tidak cukup memiliki nilai sejarah untuk "diselamatkan."
Keputusan itu dipuji oleh Mayor Michael Bloomberg, yang menyebut proyek ini tes penting terhadap komitmen warga Amerika menyangkut kebebasan beragama di AS. "Situs WTC akan memiliki tempat spesial di hati kita selamanya. Namun kita akan berbohong kepada diri kita sebagai warga Kota New York dan warga negara Amerika jika kita mengatakan tidak terhadap pembangunan mesjid di pinggir Manhattan ini," jelas Bloomberg.
Keputusan ini adalah kemunduran bagi pihak oposisi yang menentang pembangunan masjid tersebut. Sebelumnya, mereka mengatakan bahwa rencana ini tidak menghormati memori dari para korban yang meninggal pada serangan 11 September tersebut. Adapun American Center for Law and Justice, sebuah grup advokat yang didirikan oleh pendeta Pat Robertson mengumumkan akan menentang keputusan dari panelis di pengadilan negara.
Rencana pembangunan masjid ini muncul menjadi isu politik nasional, di mana sejumlah anggota prominen dari Partai Republik seperti mantan kandidat wakli presiden, Sarah Pailin dan pembicara House of Representative, Newt Gingrich, tampil sebagai opisisi yang keras mengecam rencana ini.
Masjid ini dibangun oleh sebuah grup yang bernama Cordoba Initiative. Kelompok ini menyatakan dalam situsnya bahwa tujuan pembangunan masjid ini adalah untuk membantu perkembangan hubungan yang lebih baik antara muslim seluruh dunia dan pihak barat.

No comments: