8/02/2010

Wikileaks Dianggap Bersalah Secara Moral


Aksi situs WikiLeaks yang membocorkan berbagai dokumen rahasia milik institusi negara maupun militer dianggap salah oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS). Mereka pun terus mengerahkan para penyelidik untuk menelisik kebocoran rahasia itu.

"Setidaknya WikiLeaks bersalah secara moral atas pelepasan dokumen rahasia AS pada perang Afghanistan," ujar Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, Ahad (1/8).
Situs ini dinilai tidak memperkirakan kerusakan yang mereka perbuat akibat pengungkapan berbagai nama dalam dokumen rahasia yang membawa dampak membahayakan bagi mereka.

Catatan rahasia perang Afghanistan milik militer itu memuat metode pengumpulan informasi intelijen AS beserta nama informan mereka di Afghanistan. Dampak yang dirasakan akibat hal ini, menurut Gates, adalah runtuhnya kepercayaan sumber-sumber intelijen AS di Afghanistan dan terancamnya keselamatan nyawa mereka.

Gates dan Laksamana Mike Mullen, pejabat tertinggi militer AS, muncul pada acara bincang-bincang di televisi di tengah kekhawatiran pemerintah AS bahwa WikiLeaks akan membocorkan dokumen lain yang dimilikinya.

"Sikap saya mengenai hal ini, menurut saya ada dua kesalahan. Salah satunya adalah kesalahan hukum dan itu wewenang Departemen Kehakiman dan lain-lain, bukan kapabilitas saya," tutur Gates dalam bincang-bincang dengan Christiane Amanpour. Kesalahan lainnya, lanjut dia, adalah kesalahan dari sisi moral.

"Di bidang itu menurut saya vonisnya, WikiLeaks bersalah. Mereka telah mempublikasikan sesuatu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya pada orang-orang yang tak bersalah," ucap Gates.

Yang jelas dilepaskannya hampir 90 ribu dokumen ini meningkatkan keraguan atas strategi perang AS di Afghanistan.

Untuk saat ini penyelidikan AS fokus pada Bradley Manning, analis intelijen Angkatan Darat di Irak, yang didakwa membocorkan video rekaman tentara AS menembak warga Irak. Manning dianggap membocorkan video yang merekam penembakan 12 warga Irak, dua di antaranya wartawan Reuters, masuk kategori rahasia yang kemudian dipublikasikan oleh WikiLeaks.

Gates pun menghadapi cercaan dan kritik yang mengatakan AS tidak memiliki rencana untuk memenangkan perang. Padahal akhir tahun lalu pemerintah sepakat untuk mengerahkan 30 ribu pasukan tambahan ke Afghanistan. "Saya pikir strategi presiden adalah benar-benar jelas," kata Gates.

Gates membela diri dan menyatakan tujuan mereka jelas mencegah gerilyawan Taliban kembali berkuasa, menghambat akses mereka ke kota, dan mencegah Alqaidah kembali berkuasa di wilayah itu.

Mike Mullen, Kepala staf militer Gabungan, mengatakan, peluncuran dokumen tidak menyebbkan perubahan strategi perang. Salah satu dokumen yang dirilis oleh WikiLeaks memunculkan dugaan Taliban mungkin memiliki rudal Stinger untuk menembak jatuh pesawat AS. Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Gates menyatakan ia tidak berpikir itu informasi yang benar.

No comments: